"Yaah, begitu deh, seperti biasa..." jawab Seva. "Geng Sotoy makin merajalela, mereka dapat tambahan dua anggota. Bonia pacaran sama anak Rusia, si Romanov. Yuri sudah jadi pegulat amatir, ngikutin bapaknya..."
"Si Bonia kenapa?" tanya Soso mendengar nama Bonia disebut-sebut.
"Pacaran sama si Romanov..." jawab Seva enteng, soalnya dia nggak tahu apa-apa soal hubungan Soso dengan anak Pak Koba dan adiknya si Yuri itu.
"Nggak pacaran sih, tapi si Romanov sering main ke rumahnya. Dia kan pegulat juga, temennya si Yuri..." timpal Peta. "Si Yuri-nya udah jarang lagi main sama kita, sibuk latihan.." lanjutnya.
Soso diam. Ia teringat surat Bonia yang dititipkan lewat Romo Chark tempo hari, dan ia juga sudah membalasnya dengan jawaban seadanya. Tapi ia segera menepiskan bayangannya itu. "Aku suka sama anak itu, tapi aku nggak punya hubungan apa-apa dengannya..."
"Kau sendiri, ngapain aja di sini selama ini?" tanya Seva.
"Yaa gitu deh, nyari duit buat tambah-tambah bayar sekolah..." jawab Soso. "Kalian dapet beasiswa juga?" Soso balik bertanya.
Seva dan Peta menggelengkan kepalanya bersamaan.
Sedang asyik mengobrol, seorang anak lelaki menghampiri mereka, "Hai.. boleh gabung?" tanyanya dengan bahasa Georgia, nadanya sopan.
Seva dan Peta melirik Soso, seolah Soso kembali ditunjuk menjadi pimpinan mereka. Soso mengangguk. Anak itu duduk di sebelah Soso. "Namaku Philip Makharadze, biasa dipanggil Pepa..." katanya. Soso, Peta, dan Deva menyebutkan namanya masing-masing.
"Kamu darimana?" tanya Soso.