Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (4) Tiflis, Aku Datang!

30 November 2020   07:57 Diperbarui: 16 Desember 2020   15:36 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jenderal Lazarev atas kuasa Tsar Alexander III yang sekarang katanya sudah sakit-sakitan,[6]" jawab Pak Kusir.

"Dimana para bangsawan Georgia sekarang Pak?" tanya Soso lagi.

"Wah.. sudah tak banyak kabarnya, Dek... terakhir yang saya dengar Raja Solomon II meninggal di pengasingan karena tak mau mengakui kekuasaan Rusia. Keluarga Bagrationi yang terakhir berkuasa di Imereti sudah tak terdengar lagi kabarnya..." jawab Pak Kusir.

"Kita sekarang ke mana dulu Mak?" tanya Soso melirik pada ibunya yang duduk di belakang, karena ia merasa sudah masuk ke dalam kota lebih jauh.

"Penginapan..." jawab Mak Keke singkat.

"Kita sudah masuk wilayah tempat orang-orang Rusia tinggal..." kata Pak Kusir saat mereka melewati rumah-rumah dan bangunan-bangunan yang bagus-bagus dan megah. 

Tak lama kemudian, mereka menyeberangi sebuah sungai besar, mereka menemukan lagi pemukiman yang agak-agak kumuh, berbeda dengan yang mereka lewati tadi. "Nah di sini orang-orang Georgia tinggal..." kata Pak Kusir lagi. "Kalau terus ke utara, kamu akan menemukan pemukiman orang Jerman yang pindah ke sini di zaman Tsar Alexander I. Sebelah barat mereka, atau sebelah utara pemukiman orang Rusia tadi adalah pemukiman orang-orang Armenia, Persia, dan Tatar.[7]"

"Kok kumuh?" tanya Soso heran.

Pak Kusir tersenyum pahit,  "Hanya pemukiman orang Rusia yang bagus, sama pemukimannya orang Jerman yang lumayan..." tukasnya.

Tak berapa lama, Pak Kusir menghentikan kereta kudanya di depan sebuah bangunan bata yang tak beda jauh dengan rumah-rumah di kampung Soso di Gori, bedanya sedikit lebih besar dan agak tertata. "Sudah sampai...." kata Pak Kusir.

Soso menghela nafas lega.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun