Gimana ceritanya gue bisa memakai tubuhnya dan menyamar sebagai OB di Paramount TV?
“Hah? Masih nggak ngeh udah memakai tubuh orang lain?” gertak Rizal sambil berkacak pinggang.
Wah, gawat. Si Kunyuk satu ini ternyata bisa mendengar suara hati gue.
“Apa kata lu?”
Ups! Segera saja kubekap mulutku dan mulai memperhatikan aktivitas orang-orang yang lalu-lalang di sepanjang lorong rumah sakit ini. Rata-rata mereka–saat melewati kami–menatap aneh ke arah Rizal yang tampak seperti tengah mengoceh pada dirinya sendiri. Hingga akhirnya...
“Huahahahaha....” Hanya itu yang bisa kulakukan saat menyadari keadaan di sekitarku.
Kini, giliran kening Rizal yang berkerut. “Apa yang elu tertawakan?”
“Hahaha.... Emang lu nggak sadar apa orang-orang pada memandang aneh ke elu?” ujarku sambil nyengir. “Bahkan ada juga tuh yang sampe menggelengkan kepala dan menempelkan telunjuk agak miring di kening yang mengisyaratkan bahwa elu itu sinting alias sakit jiwa.”
“Eh?” Rizal menatapku, meminta jawaban.
Aku mengangguk.
Rizal mulai memegangi kepalanya, tanda panik.