Mohon tunggu...
Alin You
Alin You Mohon Tunggu... Insinyur - Penyuka fiksi, khususnya cerpen dan novel.

PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) • Penulis Amatir • Penyuka Fiksi • Penikmat Kuliner • Red Lover Forever • Pecinta Kucing

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rendezvous

18 Februari 2017   20:16 Diperbarui: 18 Februari 2017   22:19 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: wikimapia.org

“Kamu yakin akan datang sendiri, Al? Apa perlu Kakak temani?”

Kak Rose begitu mencemaskan keadaanku saat kuputuskan untuk tetap hadir di pernikahan Karel dan Nizar. Walaupun aku hanya hadir pada resepsinya saja, bukan saat akad seperti keinginan Karel.

 

Dengan mengucapkan basmalah, akhirnya kulangkahkan juga kakiku menuju ruangan pesta.

Sesampaiku di dalam, tatapanku langsung mengarah pada panggung utama yang berhiaskan pelaminan bagonjong berwarna merah keemasan yang merupakan kekhasan adat Minangkabau. Dari kejauhan tampak sepasang pengantin duduk di bagian tengah dan diapit oleh orangtua dari masing-masing anak daro dan marapulai. Beberapa tamu pun tampak tengah memberikan ucapan selamat kepada kedua mempelai.

Sumber Gambar: audyfadekor.blogspot.co.id
Sumber Gambar: audyfadekor.blogspot.co.id
Ya Tuhan, berilah aku kekuatan saat bertemu mereka di atas sana.

Dan sebelum setetes cairan bening membasahi pipi dan merusak riasan wajahku, segera saja kuseret kakiku menuju panggung utama.

Kembali terdengar gemuruh detak jantungku saat menginjakkan kaki di atas panggung. Di depanku masih berdiri beberapa orang yang memberikan ucapan selamat kepada kedua pengantin beserta orangtuanya sambil berjabat tangan dan cipika-cipiki. Dan saat sampai pada giliranku...

“Alya.... Syukurlah akhirnya elu datang juga. Gue kirain lu nggak jadi datang, Al. Abis gue tungguin dari akad tadi nggak kelihatan batang hidung lu.”

Karel langsung memelukku erat layaknya seorang sahabat lama yang telah puluhan tahun tak bersua.

“Iya, maaf, ya, Rel. Tadi pagi tiba-tiba aja perut gue bermasalah. Kak Rose pun tadinya sempat tak mengizinkan gue pergi. Tapi gue ngotot. Masa udah jauh-jauh terbang dari pulau Jawa ke sini, nggak jadi datang?” Aku terpaksa berbohong kepada Karel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun