Mohon tunggu...
Alin You
Alin You Mohon Tunggu... Insinyur - Penyuka fiksi, khususnya cerpen dan novel.

PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) • Penulis Amatir • Penyuka Fiksi • Penikmat Kuliner • Red Lover Forever • Pecinta Kucing

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Fantasy] Bila Cinta, Ungkapkanlah!

22 November 2016   17:38 Diperbarui: 26 November 2016   12:13 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Oh, anak manis." Perempuan yang tak dapat dilihat Karin itu kemudian mengelus-elus kepala Karin. "Karin masih sekolah? Umurmu berapa, Sayang? Kalau Karin Ibu bawa ke rumah Ibu, Karin bersedia tidak?"

Karin sempat melongo sejenak. Kemudian mengangguk. "Maksud Tante, Tante mau mengadopsi Karin sebagai anak? Begitu?" Mata Karin mulai berkaca-kaca.

Perempuan yang dipanggil tante oleh Karin itu hanya mengangguk. Sayang, Karin tak dapat melihatnya. Dan Tante itu pun mulai menyadarinya. "Karin tak bisa lihat Ibu, ya?"

Karin hanya mengangguk lemah. Bayangan kegagalan untuk diadopsi kembali berkelebat. Tapi Karin mencoba tersenyum. Diterapkannya apa yang diucapkan oleh Kenzo di ruang makan tadi. "Bila ingin dicintai, maka ungkapkanlah! Jangan hanya memendamnya di dalam hati dan menutupinya dengan wajah murung menyebalkan."

"Oke. Karin tunggu di sini dulu, ya. Ibu mau berbicara sebentar dengan Bunda Heni."

Perempuan bersuara lembut yang dipanggil tante oleh Karin itu pun meninggalkannya dan bergegas menuju ke ruangan kerja Bunda Heni--pemilik Panti Asuhan "Kasih Bunda" ini. Kini, tinggallah Karin seorang diri di sudut ruang utama seperti biasanya.

Dengan biola di tangannya, gadis berambut ikal sepundak itu mulai menggesekkan biolanya dan memainkan lagu kesayangannya.

As I was slowly passing, an orphan’s home one day

And stopped there for a moment, just to watch the children play

Alone a boy was standing, and when I asked him why

He turned with eyes that could not see and he began to cry...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun