"Kenapa kau diam saja?" tanya suara asing itu.
Karin mundur selangkah sambil tangannya berpegang pada meja yang ada di belakangnya.
"Aku... aku tak dapat melihatmu. Maaf!" Karin membungkukkan kepalanya sedikit.
"Oh, maaf. Aku tak tahu," Suara asing itu berkata. "Tapi, bolehkah aku duduk di sini menemanimu bermain biola?"
"Kau... kau siapa?"
"Oya, aku belum memperkenalkan diriku. Namaku Kenzo. Aku kucing yang sudah sebulan ini tinggal di sini."
"Ku... kucing?" Karin tergeragap.
"Iya, kucing. Seekor kucing kecil yang memiliki kaki pincang." Kenzo berjalan tertatih mendekati gadis buta itu. Mengeluskan kepalanya ke kaki Karin, supaya gadis itu menyadari kehadirannya.
"Ow, geli!" Karin berseru sambil tertawa geli. Diangkatnya Kenzo ke atas pangkuannya, kemudian mengelus bulu-bulu halus dan lembut di kepala kucing yang mengaku dirinya pincang. "Kau... kau betul-betul bisa berbicara bahasa manusia?"
Kenzo menenggelamkan kepalanya ke perut Karin. "Hanya kepadamu. Dan kau tampak cantik bila tersenyum seperti itu."
Karin hanya tertegun menatap kucing ajaib yang ada di pangkuannya.