Mohon tunggu...
Alin Nur Indahsari
Alin Nur Indahsari Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

Hobi bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Sibernetik dan Penerapannya dalam Pembelajaran

11 Juni 2024   18:14 Diperbarui: 11 Juni 2024   18:50 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penerapan teknologi informasi dalam pembelajaran juga dapat melibatkan tugas analisis video praktik lapangan sebagai stimulasi untuk masukan simbolik dan referensial. Sebagai contoh, penggunaan video praktik lapangan dalam pembelajaran Bahasa Inggris memungkinkan mahasiswa untuk menganalisis proses pengajaran dan penggunaan bahasa. Guru dapat mengarahkan siswa untuk berpikir algoritme atau heuristik dalam menghadapi informasi yang diberikan. Dengan demikian, langkah-langkah dalam penerapan teori sibernetik dalam pembelajarn mencakup menentukan pembelajaran, materi belajar, dan menyusun materi pelajaran sesuai dengan urutan yang sesuai dengan sistem informasi yang ada.

C. Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Sibernetik

Kelebihan strategi pembelajaran yang berdasarkan teori pemrosesan informasi mencakup berbagai aspek yang signifikan.

  • Fokus pada cara berpikir yang berorientasi pada proses membuat pemahaman materi lebih jelas.
  • Penyajian pengetahuan mengikuti aspek ekonomis sehingga lebih efisien.
  • Kapabilitas belajar dapat disajikan secara lebih komprehensif, menghasilkan pemahaman yang lebih dalam.
  • Keseluruhan kegiatan belajar dapat diarahkan secara jelas menuju tujuan yang ingin dicapai.
  • Adanya transfer belajar yang memungkinkan siswa menerapkan pengetahuan dalam kehidupan nyata.
  • Kontrol belajar yang memungkinkan adaptasi belajar sesuai dengan ritme individu masing-masing.
  • Umpan balik memberikan paduan yang jelas tentang sejauh mana pencapaian yang telah tercapai dibandingkan dengan yang diharapkan adalah aspek informatif yang penting.
  • Teori sibernetik memungkinkan siswa untuk memiliki kapabilitas belajar yang lebih lengkap, dengan kemampuan untuk berpikir kritis dan berimajinasi.
  • Teori ini memungkinkan siswa untuk memiliki keterarahan kegiatan belajar yang lebih baik, dengan tujuan yang jelas dan transfer belajar yang lebih efektif.

kelemahan dalam teori sibernetik yang patut diperhatikan.

  •  Terlalu menekankan pada sistem informasi yang dipelajari tanpa memperhatikan proses belajar secara menyeluruh menjadi kelemahan utamanya.
  • Teori ini sering memperoleh kritik karena lebih berpusat pada sistem informasi yang akan dipelajari, bukan pada proses belajar.
  • Keterbatasan pengetahuan dan pemahaman akan mekanisme kerja otak membuat kemampuan untuk menerapkan teori ini terbatas.
  • Teori ini tidak cocok untuk semua situasi dan siswa sehingga tidak ideal untuk digunakan secara umum.
  • Teori ini tidak langsung mengulas proses pembelajaran, yang membuat sulit untuk diimplementasikan.
  • Teori ini lebih fokus pada sistem informasi yang di pelajari dari pada memperhatikan proses pelajaran itu sendiri.
  •  Keterbatasan aplikasi teori sibernetik dalam situasi yang kompleks: Teori sibernetik dapat berfungsi efektif dalam situasi yang relatif sederhana, namun dalam situasi yang kompleks, teori ini dapat mengalami keterbatasan dalam menjelaskan dan memprediksi perilaku siswa.
  •  Teori sibernetik mengasumsikan bahwa tidak ada satu proses belajar yang ideal untuk setiap situasi, dan ini mungkin tidak cocok bagi semua siswa.

Dalam keseluruhan analisis, penting untuk memahami bahwa teori sibernetik, sementara memiliki kelebihan yang signifikan, juga memiliki kelemahan yang perlu diperhatikan. Fokus yang terlalu besar pada sistem informasi dapat mengurangi perhatian terhadap proses belajar secara menyeluruh, yang kemudian dapat mempengaruhi efektivitas pembelajaran.

D . Prinsip Prinsip Belajar Menurut Aliran Sibernetik

Prinsip-prinsip belajar menurut aliran sibernetik yaitu proses penerimaan, penyandian, penyimpanan, dan pengambilan kembali informasi dari ingatan, ini  telah di kembangkan beberapa teori dan model pemrosesan informasi oleh para ahli. Teori-teori tersebut umumnya didasarkan pada tiga asumsi utama:

  • Terdapat serangkaian tahapan pemrosesan informasi antara    stimulus dan respons, yang membutuhkan waktu tertentu pada setiap tahapannya.
  •  Stimulus yang diproses melalui tahapan tersebut akan mengalami perubahan baik dalam bentuk maupun isi.
  • Salah satu tahapan dalam proses tersebut memiliki kapasitas yg terbatas

Dari tiga asumsi tersebut, timbul teori tentang struktur komponen dan pengaturan proses informasi, yang juga dikenal sebagai proses kontrol. Komponen pemrosesan informasi dapat dikelompokan manjadi tiga berdasarkan perbedaan fungsi , kapasitas, bentuk informasi, dan proses "lupa". Komponen tersebut mencakup Sensory Receptor (SR), Working Memory (WM), dan Long Term Memory (LMT). Proses kontrol dianggap sebagai srategi yang tersimpan dalam ingatan dan dapat digunakan sesuai kebutuhan.

Model pemrosesan informasi terdiri dari tiga komponen utama. Pertama adalah sensori receptor (SR) adalah tahap pertama dimana informasi diterima dari lingkungan luar informasi yang diterima hanya dapat bertahan dalam SR untuk waktu yang singkat dan rentan terhadap gangguan atau perubahan. Tahap kedua adalah working memory (WM). , yang mampu memahami informasi yang diberi perhatikan oleh individu WM mempunyai kapasitas terbatas dan informasi di dalamnya dapat disandi dalam bentuk yang berbeda dari stimulus aslinya. Terakhir, Long Term Memory (LTM) berisi semua pengetahuan yang dimiliki individu, memiliki kapasitas tak ada batas, dan informasi yang di simpan di LTM tidak pernah hilang. Masalah "lupa" pada tahap ini disebabkan oleh kesulitan dalam mengambil kembali informasi yang diperlukan.

Bertalanffy melihat pentingnya sibernetik dalam konteks komunikasi, di mana sibernetika dianggap sebagai teori sistem kontrol yang berkembang dari konsep komunikasi antara sistem dan lingkungan, serta antar sistem itu sendiri. Pengontrol (feedback) dari sistem beroperasi dengan memperhatikan perubahan lingkungan sekitarnya. Dengan kemajuan teknologi informasi, terutama setelah tahun 1966, penggunaan komputer sebagai media penyampaian informasi telah berkembang pesat. Prinsip dasar dari teori sibernetik adalah mengakui adanya 'perbedaan', yaitu pengertian bahwa setiap entitas memiliki karakteristik yang unik atau akan mengalami perubahan seiring berjalannya waktu.

Implementasi teori sibernetik telah terjadi dalam berbagai pendekatan pembelajaran dan metode, yang telah diterapkan di Indonesia, seperti virtual learning dan e-learning. Beberapa kelebihan dari teori sibernetik termasuk kemampuan setiap individu untuk memilih model pembelajaran yang paling sesuai untuk mereka, dengan aksesibilitas melalui internet serta modul-modul dari berbagai belahan dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun