PENDAHULUANÂ
Â
A. Latar Belakang
Â
 Teori Belajar Sibernetik muncul sebagai hasil dari evolusi konsep 'Cybernetic', yang awalnya mengacu pada sistem kontrol dan komunikasi yang memungkinkan adanya umpan balik. Terminologi ini, yang berakar dari bahasa Yunani, menekankan peran pengendali atau pilot dalam proses komunikasi. Awalnya digunakan dalam konteks pengendalian mesin komputer pada tahun 1958 oleh Louis Couffignal, istilah 'sibernetik' kini merambah ke berbagai aspek yang berkaitan dengan internet, kecerdasan buatan, dan jaringan computer.
Uno (Thobroni: 2015:153) menjelaskan bahwa Teori Belajar Sibernetik merupakan salah satu konsep paling mutakhir dalam studi pembelajaran, yang berkembang seiring dengan perkembangan ilmu informasi. Teori ini menggambarkan proses belajar sebagai pengolahan informasi, serupa dengan pendekatan kognitif yang menekankan pentingnya proses. Namun, dalam teori sibernetik, fokus utama adalah pada sistem informasi yang diproses, karena informasi memainkan peran kunci dalam menentukan proses belajar.
Menurut Ridwan Abdullah Sani (2013: 35), Teori Sibernetik merupakan konsep belajar yang relatif baru dibandingkan dengan paradigma belajar lainnya seperti behavioristik, konstruktivistik, humanistik, dan kognitif. Teori ini tumbuh sejalan dengan kemajuan teknologi dan ilmu informasi, dengan fokus utama pada proses belajar daripada hasil akhirnya. Perbedaannya dengan pendekatan kognitif terletak pada penekanan yang lebih besar pada bagaimana sistem informasi yang dipelajari memengaruhi proses belajar.
Abdul Hamid (2009: 47) menegaskan bahwa dalam Teori Belajar Sibernetik, sistem informasi yang dipelajari menjadi elemen kunci dalam proses belajar. Bagaimana proses belajar terjadi sangat dipengaruhi oleh struktur dan konten dari sistem informasi tersebut. Oleh karena itu, teori ini menegaskan bahwa tidak ada satu metode belajar yang ideal untuk setiap situasi, karena setiap pembelajar akan merespons informasi dengan cara yang berbeda sesuai dengan sistem informasi yang mereka hadapi.
Teori Belajar Sibernetik, yang merupakan konsep relatif baru dalam bidang pembelajaran, terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi dan ilmu informasi. Menurut teori ini, belajar dipandang sebagai proses pengolahan informasi. Meskipun proses belajar memiliki peran penting, namun yang lebih krusial adalah sistem informasi yang diproses oleh siswa. Sistem informasi ini menjadi penentu utama dalam proses belajar, mengatur bagaimana proses belajar akan terjadi berdasarkan informasi yang diterima.
Salah satu asumsi kunci dalam teori sibernetik adalah bahwa tidak ada satu metode belajar yang ideal untuk setiap situasi, dan setiap siswa akan merespons informasi dengan cara yang berbeda sesuai dengan sistem informasi yang mereka hadapi. Sebagai contoh, informasi yang sama mungkin akan dipelajari oleh siswa dengan cara yang berbeda, tergantung pada bagaimana mereka memproses informasi tersebut.
Hakekat dari manajemen pembelajaran berdasarkan teori belajar sibernetik adalah upaya guru untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran mereka secara efektif dengan memanfaatkan unsur kognitif siswa, terutama pikiran, untuk memahami stimulus luar melalui proses pengolahan informasi. Proses ini menekankan pentingnya memori yang berfungsi dengan baik dalam pembelajaran, menggambarkannya seperti fungsi komputer yang mengambil, mengelola, menyimpan, dan mengembalikan informasi sesuai kebutuhan.