Mohon tunggu...
Alin Nur Indahsari
Alin Nur Indahsari Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

Hobi bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Sibernetik dan Penerapannya dalam Pembelajaran

11 Juni 2024   18:14 Diperbarui: 11 Juni 2024   18:50 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A. Definisi Teori Belajar Sibernetik

Teori Belajar Sibernetik muncul sebagai hasil dari evolusi konsep 'Cybernetic', yang awalnya mengacu pada sistem kontrol dan komunikasi yang memungkinkan adanya umpan balik. Terminologi ini, berakar dari bahasa Yunani, menekankan peran pengendali dalam proses komunikasi. Awalnya digunakan dalam konteks pengendalian mesin komputer pada tahun 1958 oleh Louis Couffignal, istilah 'sibernetik' kini merambah ke berbagai aspek yang berkaitan dengan internet, kecerdasan buatan, dan jaringan computer.

Uno (Thobroni: 2015:153) menjelaskan bahwa Teori Belajar Sibernetik merupakan salah satu konsep paling mutakhir dalam studi pembelajaran, yang berkembang seiring dengan perkembangan ilmu informasi. Teori ini menggambarkan proses belajar sebagai pengolahan informasi, serupa dengan pendekatan kognitif yang menekankan pentingnya proses. Namun, dalam teori sibernetik, fokus utama adalah pada sistem informasi yang diproses, karena informasi memainkan peran kunci dalam menentukan proses belajar.

Menurut Ridwan Abdullah Sani (2013: 35), Teori Sibernetik merupakan konsep belajar yang relatif baru dibandingkan dengan paradigma belajar lainnya seperti behavioristik, konstruktivistik, humanistik, dan kognitif. Teori ini tumbuh sejalan dengan kemajuan teknologi dan ilmu informasi, dengan fokus utama pada proses belajar daripada hasil akhirnya. Perbedaannya dengan pendekatan kognitif terletak pada penekanan yang lebih besar pada bagaimana sistem informasi yang dipelajari memengaruhi proses belajar.

Abdul Hamid (2009: 47) menegaskan bahwa dalam Teori Belajar Sibernetik, sistem informasi yang dipelajari menjadi elemen kunci dalam proses belajar. Bagaimana proses belajar terjadi sangat dipengaruhi oleh struktur dan konten dari sistem informasi tersebut. Oleh karena itu, teori ini menegaskan bahwa tidak ada satu metode belajar yang ideal untuk setiap situasi, karena setiap pembelajar akan merespons informasi dengan cara yang berbeda sesuai dengan sistem informasi yang mereka hadapi Teori belajar sibernetik, yang merupakan konsep relatif baru dalam bidang pembelajaran, terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi dan ilmu informasi. Menurut teori ini, belajar dipandang sebagai proses pengolahan informasi. Meskipun proses belajar memiliki peran penting, namun yang lebih krusial adalah sistem informasi yang diproses oleh siswa. Sistem informasi ini menjadi penentu utama dalam proses belajar, mengatur bagaimana proses belajar akan terjadi berdasarkan informasi yang diterima.

Salah satu asumsi kunci dalam teori sibernetik adalah bahwa tidak ada satu metode belajar yang ideal untuk setiap situasi, dan setiap siswa akan merespons informasi dengan cara yang berbeda sesuai dengan sistem informasi yang mereka hadapi. Sebagai contoh, informasi yang sama mungkin akan dipelajari oleh siswa dengan cara yang berbeda, tergantung pada bagaimana mereka memproses informasi tersebut.

Hakekat dari manajemen pembelajaran teori belajar sibernetik adalah upaya guru dalam membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran mereka secara efektif dengan memanfaatkan unsur kognitif siswa, terutama pikiran, untuk memahami stimulus luar melalui proses pengolahan informasi. Proses ini menekankan pentingnya memori yang berfungsi dengan baik dalam pembelajaran, menggambarkannya seperti fungsi komputer yang mengambil, mengelola, menyimpan, dan mengembalikan informasi sesuai kebutuhan.  

B. Tujuan Belajar Menurut Aliran Teori Belajar Sibernetik

Menurut aliran teori belajar sibernetik, tujuan belajar adalah mengolah informasi (pesan pembelajaran) dan proses belajar sangat di atur oleh sistem informasi. Dalam konteks ini, tidak hanya fokus pada hasil belajar, tetapi juga pada bagaimana siswa memproses informasi yang diterima. Teori belajar sibernetik memandang bagaimana proses pengolahan informasi, di mana siswa dapat memproses informasi dari lingkungan melalui memori dan kemampuan berpikir yang dikembangkan. Dalam teori belajar sibernetik, proses pembelajaran memiliki peran penting, tetapi manajemen sistem informasi juga memiliki kepentingan yang sama besar. Dalam konteks ini, sistem informasi dianggap krusial untuk menyediakan materi pembelajaran secara efesien kepada siswa. Proses pembelajaran akan optimal jika materi yang dia ajarkan, yang disebut sebagai sistem informasi dalam teori sibernetika, dan masalah yang akan di selesaikan, memiliki karakteristik yang jelas dan dikenal.

Teori belajar sibernetik juga menekankan pentingnya memanfaatkan kesalahan untuk kembali ke arah yang seharusnya. Dengan demikian, siswa dapat belajar dari kesalahan dan meningkatkan kemampuan merekadalam memecah masalah. Dalam konteks pembelajaran sibernetik, peran guru mencakup perencanaan, persiapan, dan penyediaan stimulus pentingnya input simbolik seperti informasi verbal, angka, dan kata-kata tidak dapat di abaikan serta input referensial (objek dan peristiwa). Guru berfungsi sebagai panduan untuk memastikan pemahaman peserta didik terhadap informasi yang disampaikan, serta untuk memimbing mereka dalam mengolah konsep dan merespons pembelajaran, guru memperhatikan sembilan langkah pengajaran yang sesuai dengan teori sibernetik, mulai dari menarik perhatian peserta didik hingga memberikan kesempatan bagi mereka untuk menggunakan hasi pembelajaran.

Menerapkan teori belajar dalam proses belajar memerlukan beberapa langkah, termasukmenentukan tujuan intruksional, materi belajar, dan menyesuaikan pendekatan belajar dengan sistem informasi yang ada. Dalam konteks pengajaran Bahasa Inggris dan penerapan teknologi informasi, penting bagi guru untuk memahami baik materi pelajaran maupun pola pikir siswa. Penerapan teknologi informasi seperti video call atau aplikasi berbasis video internet memungkinkan guru untuk beradaptasi dengan siswa di luar lingkungan kelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun