2. Menjaga Jiwa (Hifz al-Nafs)
Pengertian:
Menjaga jiwa berarti menjaga keselamatan dan kesejahteraan hidup manusia, baik secara fisik maupun mental. Dalam dunia bisnis, ini berarti menciptakan lingkungan kerja yang sehat, aman, dan bebas dari bahaya fisik maupun psikologis, serta tidak mengeksploitasi karyawan atau mitra usaha secara tidak manusiawi.
Implementasi dalam Bisnis:
Seorang pemimpin yang berlandaskan maqashid syariah harus peduli terhadap kesejahteraan pekerja dan masyarakat. Ini mencakup penerapan kebijakan keselamatan kerja yang ketat, memberikan upah yang adil, dan menghindari praktik-praktik yang merugikan kesehatan fisik atau mental karyawan.
Contoh:
Al-Qur'an mengajarkan:
"Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu." (Surah An-Nisa [4]: 29).
Pemimpin yang berbasis pada maqashid syariah akan memastikan bahwa kesejahteraan jiwa manusia tetap terjaga, menghindari eksploitasi atau tindakan yang dapat membahayakan kesejahteraan fisik dan mental individu.
3. Menjaga Akal (Hifz al-Aql)
Pengertian:
Menjaga akal berarti menjaga kecerdasan dan kemampuan berpikir manusia. Dalam konteks bisnis, ini mencakup pengelolaan yang bijaksana dan pengambilan keputusan yang didasarkan pada pertimbangan rasional, akal sehat, dan kejujuran. Selain itu, menjaga akal juga berarti menghindari segala bentuk praktik yang merusak akal seperti penggunaan narkoba, alkohol, atau perilaku yang merusak daya pikir.
Implementasi dalam Bisnis:
Pemimpin yang berorientasi pada maqashid syariah akan memastikan bahwa keputusan bisnis didasarkan pada analisis yang cermat, dengan mempertimbangkan kepentingan semua pihak yang terlibat. Pendidikan dan pelatihan karyawan juga akan didorong untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan mereka, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang baik dalam pekerjaan.
Contoh:
Sebagaimana dalam hadis: