Green economy membuka peluang untuk menciptakan sektor ekonomi baru, seperti energi terbarukan, transportasi hijau, dan produk ramah lingkungan. Hal ini berpotensi menciptakan lapangan pekerjaan baru dan mengurangi ketergantungan pada sektor yang merusak lingkungan.
Sebagai contoh, sektor energi terbarukan global diperkirakan akan menciptakan lebih dari 85 juta pekerjaan baru pada tahun 2030, dengan total pendapatan sekitar $6,7 triliun menurut International Renewable Energy Agency (IRENA).
b. Pengurangan Emisi Karbon
Green economy berperan penting dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap perubahan iklim. Misalnya, pengembangan sektor energi terbarukan yang mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Menurut data dari Global Carbon Project pada 2022, emisi karbon global mencapai 36,6 gigaton, dan meskipun ada penurunan selama pandemi, tren peningkatan emisi kembali terjadi. Peralihan ke green economy dapat membantu menurunkan angka ini.
c. Peningkatan Kualitas Lingkungan
Dengan mengurangi pencemaran dan memperbaiki pengelolaan sumber daya alam, green economy dapat memperbaiki kualitas udara, air, dan tanah. Pendekatan ini juga penting untuk melindungi keanekaragaman hayati dan menghindari kerusakan ekosistem yang tidak dapat diperbaiki.
d. Inklusi Sosial
Penerapan green economy sering kali melibatkan pembangunan ekonomi yang inklusif, di mana masyarakat miskin dan terpinggirkan dapat memperoleh manfaat dari sektor-sektor ekonomi hijau seperti pertanian berkelanjutan, energi terbarukan, dan daur ulang.
3. Tantangan dalam Menerapkan Green Economy
Meskipun green economy menjanjikan banyak manfaat, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi dalam penerapannya: