Mohon tunggu...
Rikat Ali Ikwan
Rikat Ali Ikwan Mohon Tunggu... -

cogito ergo sum - aku ngeblog maka aku ada

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Sepakbola Minus Persatuan

31 Januari 2012   18:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:13 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Benarkah ada pelanggaran statuta? Ini akan menyangkut interpretasi terhadap statuta itu sendiri. Bisa jadi, tafsir antara satu orang dengan orang lain berbeda.

Yang pasti, penggalangan menuju KLB bukanlah pekerjaan murah. Dibutuhkan dana besar menuju ke sana. Dan, pasti ada bandar besar di balik ini semua.

Publik tahu bahwa salah satu problem mendasar dari sepakbola Indonesia adalah integritas. Banyak pengurus klub (dan pengda PSSI) yang terbiasa mencari duit instan dari sepakbola.  Mulai dari pengucuran APBD untuk klub tanpa ada pertanggungjawaban yang jelas hingga rekayasa keuangan lainnya.

Bagi pengurus klub sepakbola (dan pengda PSSI), isu KLB itu seksi karena menjanjikan gelontoran amplop tebal berisi dolar. Mereka tahu cara “memanfaatkan” kekuatan besar dua orang super kaya yang tengah mempertaruhkan gengsi dan harga diri. Tapi, entah sadar atau tidak, ini akan menghancurkan sepakbola Indonesia.

Pendongkelan ketua umum PSSI di tengah jalan hanya akan menciptakan preseden yang teramat buruk bagi sepakbola Indonesia ke depan. Siapa pun yang memiliki sumberdaya keuangan yang besar bisa "membeli" 2/3 suara dan menjatuhkan ketua umum di tengah jalan. Kalau ini terjadi, maka PSSI akan terus bergejolak.

KLB untuk mendongkel ketua umum PSSI bukanlah solusi, tapi masalah. Kinerja pengrus PSSI memeng harus terus dikritisi, tapi levelnya bukan KLB untuk tujuan pendongkelan, tapi kritik yang tajam dan koreksi yang efektif. Biarlah pergantian ketua umum terjadi secara reguler, terukur, dan baku empat tahunan.

Lagi-lagi, gerakan KLB akan padam jika dua master mind konflik bisa dipertemukan dan bisa menyepakati solusi menyeluruh.

Solusi Persatuan
Solusi persatuan diperlukan tentu saja karena ada ketidakbersatuan. Yang paling utama tentu menyatukan sistem liga Indonesia. Ada ISL vs IPL, ada DU - LI vs DU - LPIS.

Solusinya, buatlah liga yang sama sekali baru hasil penggabungan dua sistem liga yang ada. Namanya bisa dipilih sesuai kesepakatan. Bisa kembali dengan nama Liga Indonesia atau LigaPro.

Petama-tama, biarkan kedua liga itu (IPL dan ISL) menyelesaikan kompetisinya. Di akhir kompetisi, sembilan klub teratas dari ISL dan sembilan klub teratas dari IPL digabung menjadi, misalnya, di Seri A LigaPro. Sisanya ditambah 6 klub promosi dari (lima grup) Divisi Utama masuk Seri B LigaPro.

Sedangkan Divisi Utama yang ada lima grup (tiga di bawah IPL dan dua di bawah ISL) tetap dipertahankan. Atau, kalau mungkin disederhanakan menjadi empat grup saja, karena jumlah klubnya sudah berkurang 6 yang promosi ke Seri B Liga Pro.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun