Dulu, Bung Karno punya visi untuk "mengekspor" Pancasila ke dunia, menawarkannya sebagai ideologi alternatif dunia ke 3 untuk membebaskan negara berkembang dari penjajahan, sekaligus mengimbangi kekuatan Blok Barat dan Blok Timur. Gerakan Bung Karno berhasil, membawa Indonesia menjadi poros kekuatan dunia ketiga, serta mempelopori gerakan Non-Block. Kala itu Indonesia tak hanya mampu mempertahankan kedaulatan lautnya, melainkan juga menjadi bangsa yang disegani dunia karena Pancasila.
Presiden pertama kita sudah mencontohkan bagaimana cara menjadi bangsa maritim, dengan berpikir besar, melampaui Indonesia. Maka, kita tinggal meneruskan apa yang sudah dimulai dengan menyebarkan gagasan Pancasila ke dunia.
Langkah menduniakan Pancasila bisa dimulai dengan memperkuat kembali peran ASEAN yang sejak dulu didirikan untuk meredam pengaruh perang dingin di negara kawasan. Terlebih ketika itu, negara ASEAN memiliki beragam latar belakang ideologi, budaya, agama, dan sistem pemerintahan yang berbeda. Jika tidak Bersatu, maka Asia Tenggara rentan diadu domba, menjadi proxy dari kepentingan negara-negara besar. Tentunya, ini sangat merugikan ASEAN itu sendiri.
Tentu eksistensi ASEAN kembali relevan di tengah memanasnya konflik LCS hari ini. Indonesia dapat mengadaptasikan Pancasila di ASEAN untuk menyelesaikan konflik di LCS. Misalnya dengan mendorong penyelesaian Code of Conduct yang saling menguntungkan bagi semua pihak. Jadi, kita bisa mencegah terjadinya konflik terbuka seperti yang terjadi antara Rusia-Ukraina, Israel-Palestina, China-Taiwan, maupun Korea Utara dan Korea Selatan.
Oleh sebab itu, jangan sia-siakan kekuatan suara kita. Mari gunakan hak suara kita untuk memperkuat kedaulatan maritim Indonesia. Jangan bosan untuk selalu mengingatkan pimpinan negara kita untuk terus menatap lautan, gagah mengarungi samudera menjaga perdamaian dunia melalui Pancasila.
Indonesia negara maritim. Petaka "Arus Balik" jilid ke-2 tak boleh terjadi lagi. Mari jaga Natuna!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI