Mohon tunggu...
Alif Syuhada
Alif Syuhada Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

https://alifsyuhada.com/

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bahaya "Arus Balik" Jilid 2, Masyarakat Sipil Perlu Sadar Kedaulatan Maritim Indonesia dari Ancaman Konflik Laut China Selatan

31 Mei 2024   20:01 Diperbarui: 31 Mei 2024   20:14 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: ugm.ac.id (https://egsa.geo.ugm.ac.id/2017/11/06/sengketaperairanlautcinaselatan/)

Lalu ada QUAD (The Quadrilateral Security Dialogue), sebuah aliansi tak formal antara Amerika Serikat, Australia, India, dan Jepang. Kerjasama maritime diantara negara tersebut sudah dimulai setelah terjadi tsunami Samudera Hindia pada tahun 2004. Kerjasama pun berkembang ke agenda yang lebih luas, termasuk untuk mengatasi masalah keamanan, ekonomi, dan kesehatan.

Belakangan, QUAD semakin mengintensifkan hubungan mereka dalam bidang keamanan dan ekonomi, seiring dengan meningkatnya ketegangan dengan Tiongkok. Aliansi ini bergerak untuk menghadang intensifitas aktifitas Tiongkok di LCS.

Tak hanya membendung pengaruh Tiongkok, Barat juga punya kepentingan ekonomi dan politik di Indo-Pasifik. Contohnya, ada Amerika Serikat yang memiliki sejumlah kepulauan kecil di kawasan Indo-Pasifik. Lalu ada Prancis yang juga memiliki wilayah kepulauan di Indo-Pasifik, seperti Polinesia, Kaledonia, Wallis, Futuna, dan lain-lain. Untuk alasan ini, Prancis pun mempertahankan kehadiran militer permanen mereka di wilayah Indo-Pasifik.

Belakangan, Prancis semakin merapat ke Asia Tenggara usai kerjasamanya dengan Prancis kandas usai terbentuknya AUKUS. Mereka pun butuh LCS untuk mengamankan wilayahnya di Indo-Pasifik. Prancis pun menawarkan Kerjasama yang beragam, mulai dari keamanan, lingkungan, hingga pendidikan.

Selain itu, Amerika dan Barat memiliki banyak investasi strategis dan perusahaan yang tersebar di Asia Tenggara yang tentu perlu dijaga agar bisnisnya tetap aman. Contohnya seperti di Vietnam, dimana Amerika dan Barat berinvestasi besar-besaran di negara yang berbatasan dengan China tersebut. Tujuannya tak lain untuk menandingi perang dagang dari Tiongkok.

Meski tak terang-terangan mengancam kedaulatan Indonesia, seperti yang dilakukan China, kita tetap harus waspada pada pergerakan aliansi militer Barat. Dilihat dari segi geopolitik, Indonesia sebetulnya dikepung oleh kekuatan militer Barat. Bukan tak mungkin, entah dengan siasat apa, Barat akan mengganggu kedaulatan Indonesia sebagaimana yang pernah mereka lakukan usai menjatuhkan Malaka dulu.

Konflik LCS pun menempatkan Indonesia menghadapi "dua arus keruh dari utara". Bisakah kita menghadapinya?

Suara Sipil untuk Membendung "Dua Arus Keruh dari Utara"

"Telah aku baktikan masa mudaku dan tenagaku dan kesetiaanku. Biar pun hanya secauk pasir untuk ikut membendung arus balik dari utara. Arus balik itu ternyata tak dapat dibendung. Kekuatan untuk itu ada pada Trenggono, dan Sultan Demak itu tidak bisa diyakinkan untuk menggunakannya."

"Arus tetap datang dari utara, yang selatan tetap tertindih. Ya Dewa Batara, kau tak beri aku kekuatan untuk menyedarkan raja dan sultan sehingga jadi gelombang raksasa, bukan sekedar mendesak arus balik dari utara, bukan saja untuk jaman kemerosotan ini, juga kelangsungannya untuk selama-lamanya.

"Gajah Mada, anak desa itu telah berhasil, ia gerakkan tangannya dan semua jadilah yang dipegangnya, semua bangun yang disentuhnya. Pergilah dia, pergi untuk selama-lamanya, meninggalkan kebesaran dan arus besar yang mengimbak-imbak megah berpendaran damai ke utara. Aku bukan Gajah Mada. Tiada sesuatu hasil apalagi kebesaran kutinggalkan kecuali kesakitan dan kekecewaan dalam diri dan terhadap diri-sendiri." (hlm. 749) Arus Balik, Pramoedya Ananta Toer.

Di atas adalah kutipan ungkapan penyesalan Wiranggaleng, tokoh dalam Roman "Arus Balik". Ia sangat menyesal sudah gagal menyadarkan para penguasa untuk merebut kembali lautan Malaka dari Portugis. Harga yang dibayar pun sangat mahal, nusantara disapu deras arus dari utara hingga harus menunggu tiga setengah abad lamanya untuk kembali pulih menjadi Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun