"Jaga bicaramu, James. Kau bajingan, selamanya akan menjadi bajingan jika kau mengucapkan dan membawanya kembali dalam perdebatanmu yang tidak berguna tersebut." Tegas Ale
"Diam, anak kecil. Kalau menurut kau tidak berguna, kau bukan bagian terpenting dari keluarga Hadiwijaya, melainkan kau sampah dari keluarga Hadiwijaya" Ujar James
Setelah 2 minggu koma, Mario pun sadar dan mulai meningkat kesembuhannya dan sudah boleh diizinkan pulang. Di sisi lain, James berhasil membunuh musuh lama ayahnya yaitu Rudi Charuman.
Masalah lagi-lagi ditempa oleh keluarga Hadiwijaya. Thalia harus berkali-kali mengalami penganiayaan oleh suaminya yaitu Gio, 5 tahun pernikahan ini harus diisi dengan noda-noda yang dialami oleh Gio kepada Thalia dengan berbagai faktor dimulai dari Gio yang tidak menerima job selama 3 tahun terakhir hingga ia berselingkuh dengan wanita lain. James yang tidak terima adik perempuannya mengalami perlakuan tidak enak langsung menuju ke rumah Thalia dan mencari Gio. Awalnya Gio memang takluk oleh James, tapi setelah James meninggalkan rumahnya, Gio menembak James dan dilihat langsung oleh Thalia. James meninggal di usia 32 tahun. Mario pun terkejut mendengar anak tertuanya meninggal dan Mario menangis di nisan James.
Emilio dengan bisnis kotornya bersama Kapten Hadi terus menerus mendesak keluarga Hadiwijaya agar mau bekerjasama dengan bisnis ini. Kali ini, ia menjalin hubungan dengan John Hadiwijaya. John Hadiwijaya yang memiliki saham di Klub Malam "Starlight" ini pun mengatakan bahwa ia tergantung oleh ayahnya, Emilio pun terus mendesak John hingga John pun mengatakan bahwa ia tidak bisa memutuskannya sendiri tanpa bantuan ayahnya. Ale ditugaskan oleh ayahnya untuk mengambil berkas-berkas masa kecilnya dulu di Banjarmasin. Ale pun menemui petugas panti yang merupakan teman masa kecil Mario, namanya Johan Paul. Paul pun memberikan berkas itu kepada Ale, namun tiba-tiba Paul ditembak oleh Febri Thomas, orang yang ditugaskan Emilio untuk memata-matai Ale. Febri pun ditembak oleh Ale, dan Ale langsung mengejar tiket pesawat menuju Jakarta.
Sesampainya di Bandara Kemayoran, ia pun dicegat oleh Emilio dan Kapten Hadi.
"Selamat datang kembali, Tuan Muda Ale Hadiwijaya" Ujar Emilio
"Apa perlu kau ?" Tanya Ale
"Aku tidak ingin apa-apa darimu, hanya ingin bernegosiasi saja antara ayahmu dengan bisnisku. Siapa tahu kau bisa memberiku solusi" Pinta Emilio
"Tidak. Aku tidak mau bernegosiasi denganmu, kau bukan teman ayahku dan kau hanya seorang kompetitor yang curang bahkan munafik" Tegas Ale
Ale pun lari dan langsung masuk ke mobil yang memberinya tumpangan, ternyata tumpangan itu dikendarai oleh Tommy.