Mohon tunggu...
ALIFIA NOOR OCTAVIANY
ALIFIA NOOR OCTAVIANY Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kapan Masuknya Islam ke Sulawesi Selatan?

24 September 2024   18:40 Diperbarui: 24 September 2024   18:45 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
   Masjid Agung Gowa, Makassar 1900 (Sumber: KITLV)

Meskipun Islam diterima secara resmi, unsur-unsur tradisi pra-Islam, seperti kepercayaan pada regalia dan peran penting para bissu (imam transvestit dalam kepercayaan lokal), tetap bertahan. Para bissu bertanggung jawab atas ritual keagamaan lokal dan dianggap sakral. Kehadiran mereka sempat menimbulkan konflik dengan ajaran Islam (Pelras, C. 1985).

Para Bissu memimpin peribadahan umat beragama Tolotang (Sumber: Wikimedia Commons)
Para Bissu memimpin peribadahan umat beragama Tolotang (Sumber: Wikimedia Commons)

Peran Kerajaan Gowa dan Tallo' dalam Penyebaran Islam

Sebagai kerajaan terkuat di Sulawesi Selatan, Gowa dan Tallo' memiliki peran penting dalam penyebaran Islam ke seluruh wilayah. Wajo (1610) dan akhirnya Bone, kerajaan Bugis terbesar dan terkuat, diislamkan dan ditundukkan secara politik. Selain Buton, tradisi lisan yang berkembang di Makassar, Sulawesi Selatan juga menarik untuk dicatat. Seperti yang dijelaskan dalam banyak historiografi tradisional, termasuk lontara' patturioloanga ri Tugowaya, Raja Tallo yang juga menjabat sebagai Mangkubumi Kerajaan Gowa, I Mallingkaang Daeng Mannyonri, diislamkan melalui pengucapan syahadat oleh seorang Minangkabau, Abdul Makmur Khatib Tunggal, yang kemudian diberi gelar Dato' ri Bandang, setelah ia menetap di Ujung Kampung Pamatang pada pertengahan abad ke-16. Setelah keduanya memeluk Islam, pengaruh mereka membantu mempercepat islamisasi kerajaan-kerajaan lain. Selain itu, ekspansi militer yang dipimpin oleh Sultan Abdullah juga menjadi faktor utama dalam penyebaran Islam secara cepat di seluruh Sulawesi Selatan.

lontara' patturioloanga ri Tugowaya  (Sumber: Ragam Telusur)
lontara' patturioloanga ri Tugowaya  (Sumber: Ragam Telusur)

Pengaruh Ekonomi dan Politik dalam Penyebaran Islam

Sama seperti Banten di Jawa dan Aceh di Sumatra, kedua kerajaan ini mengalami perkembangan pesat setelah terlibat dalam perdagangan maritim internasional, terutama setelah jatuhnya Malaka ke tangan Portugis. Dengan kekayaan sumber daya alam berupa rempah-rempah, kedua kerajaan ini dengan cepat menguasai jalur perdagangan di kawasan timur Nusantara, yang akhirnya membawa mereka berhadapan dengan kepentingan Portugis dan Belanda di Maluku. Proses konversi Gowa-Tallo ke Islam, sekitar tahun 1602 hingga 1607, berlangsung bersamaan dengan perubahan peran para pedagang Muslim yang awalnya hanya sebagai komunitas keagamaan menjadi kekuatan sosial dan politik yang juga berperan sebagai agen penyebaran Islam di kerajaan tersebut. 

Puncak proses ini terjadi ketika Gowa-Tallo menerima tiga ulama dari wilayah Melayu---kemungkinan dari Kerajaan Aceh---yang bertugas mengislamkan penguasa kerajaan. Berbeda dengan Aceh yang sejak awal tumbuh bersamaan dengan Islamisasi, di Gowa-Tallo, perpindahan agama raja menjadi titik penting yang memicu peralihan kerajaan menjadi Islam, didorong oleh pengaruh pedagang Muslim yang semakin kuat secara politik. Sekitar dua tahun setelah Sultan Alauddin masuk Islam pada 1607, kerajaan Gowa-Tallo secara resmi mengadopsi Islam sebagai agama dan ideologi negara. Dalam proses tersebut, penguasa Gowa-Tallo juga melakukan ekspansi wilayah dengan menaklukkan kerajaan-kerajaan lain di Sulawesi, didorong oleh kebutuhan ekonomi untuk mendapatkan komoditas yang diminati oleh pedagang internasional. Pada akhirnya, Gowa-Tallo berhasil menjadi kerajaan Islam terkemuka di timur Nusantara dengan menguasai sumber ekonomi dari berbagai wilayah di Sulawesi.

Koin Celebes, digunakan pada masa kerajaan Gowa-Tallo pada abad ke-16 hingga ke-17 di Sulawesi (Sumber: Sumatran Numismatic Museum)
Koin Celebes, digunakan pada masa kerajaan Gowa-Tallo pada abad ke-16 hingga ke-17 di Sulawesi (Sumber: Sumatran Numismatic Museum)

Salah satu nisan di Situs Pemakaman Raja-Raja Tallo diukir dalam huruf Arab (Sumber:Wikimedia Commons)
Salah satu nisan di Situs Pemakaman Raja-Raja Tallo diukir dalam huruf Arab (Sumber:Wikimedia Commons)

Catatan Makassar tentang perjanjian antara Kerajaan Gowa dan Tallo, ditulis dalam aksara Makassar Kuno (Ukiri jangang-jangang), sekitar abad ke-18    
Catatan Makassar tentang perjanjian antara Kerajaan Gowa dan Tallo, ditulis dalam aksara Makassar Kuno (Ukiri jangang-jangang), sekitar abad ke-18    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun