Islam secara resmi diperkenalkan oleh tiga ulama yang dikenal sebagai Dato' Tallua (Tiga Dato'), yakni Dato' Ri Bandang (Abdul Makmur), Dato' Ri Pattimang (Sulaiman), dan Dato' Ri Tiro (Abdul Jawad). Mereka tiba dari Minangkabau dan pertama kali mengislamkan La Patiware' Daeng Parabung, Datu Luwu, yang memeluk Islam pada 15 atau 16 Ramadhan 1013 H (4 atau 5 Februari 1605). Konversi ini menjadi titik balik penting karena Datu Luwu adalah penguasa berpengaruh di Sulawesi Selatan.
c. Konversi Kerajaan Gowa dan Tallo'
 Kerajaan Gowa dan Tallo' segera mengikuti setelah pengislaman Datu Luwu. Karang Matoaya, penguasa Tallo' dan Perdana Menteri Gowa, memeluk Islam pada 22 September 1605 dan mengambil nama Sultan Abdullah. Dengan pengaruhnya, Raja Gowa I Mangu'rangi Dang Manrabbia juga memeluk Islam pada 9 November 1607. Setelah peristiwa ini, Gowa dan Tallo' secara resmi menjadi kerajaan Islam.
d. Perang Islam (Musu' Selleng)
 Sifat Islamisasi di daerah-daerah sekitarnya mulai dipengaruhi oleh dinamika internal dan tekanan luar terhadap masing-masing 'jembatan penyeberangan'. Proses ini dapat terjadi dalam suasana damai maupun konflik. Upaya Samudera-Pasai untuk mengislamkan penduduk pedalaman mungkin didorong tidak hanya oleh semangat keagamaan, tetapi juga oleh faktor ekonomi dan politik. Sementara itu, 'Perang Islam' pertama yang dilancarkan oleh Gowa-Tallo ke kerajaan-kerajaan lain di Sulawesi Selatan memiliki latar belakang yang berbeda.Â
Dengan alasan mempertahankan tradisi yang telah lama dibangun di antara 'para keturunan to manurung' (orang yang turun dari langit), yang mengajarkan bahwa 'barang siapa memperoleh sesuatu yang bermanfaat harus mau berbagi dengan orang lain', Gowa-Tallo menyebarkan Islam (Mattulada, 1976). Setelah kerajaan-kerajaan besar ini memeluk Islam, Sultan Abdullah dari Tallo' melancarkan kampanye militer untuk mengislamkan kerajaan-kerajaan lain yang menolak menerima Islam. Antara tahun 1608 hingga 1611, kerajaan-kerajaan seperti Bone, Wajo, dan Soppeng akhirnya menerima Islam melalui diplomasi dan kekuatan (Pelras, C. 1985).
Peran Ulama dan Tradisi dalam Penyebaran IslamÂ
a. Peran Tiga Dato'
 Islamisasi di Sulawesi Selatan tidak bisa dipisahkan dari peran tiga ulama yang dikenal sebagai Dato' Tallua atau Tiga Dato'. Mereka adalah Dato' Ri Bandang (Abdul Makmur), Dato' Ri Patimang (Sulaiman), dan Dato' Ri Tiro (Abdul Jawad), yang datang dari Minangkabau. Mereka memulai dakwah Islam di Kerajaan Luwu sebelum menyebar ke Gowa dan Tallo. Tiga Dato' memainkan peran penting dalam mengislamkan para raja dan bangsawan Sulawesi Selatan. Pendekatan mereka bersifat adaptif, mengintegrasikan beberapa elemen lokal dengan ajaran Islam, sehingga lebih mudah diterima oleh masyarakat (Pelras, C. 1985).
b. Konflik dengan Tradisi Lokal