Mohon tunggu...
Alifatul Haniah
Alifatul Haniah Mohon Tunggu... Lainnya - Halo saya mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Indraprasta PGRI

Setiap hari aku berpikir bagaimana agar terus hidup. Tapi aku lupa bahwa hidup itu sendiri adalah berpikir. ~ Alifa ~

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rindu Terlarang

8 Maret 2024   21:59 Diperbarui: 8 Maret 2024   22:11 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ridu merintih di lubuk luka

Ku rengkuh dan ku dekap dirimu

Untuk melepas pilu serta rindu kita

Kian dalam hingga terlena

Peluk tubuhmu masih terasa

Hangat sesak di dada

Tak terkira, rindu ku rasa makin mneyiksa

Tetap saja, tak bisa dibohongi jika aku terpaut hati

Melalui detak jam dinding menyerupai desir jantungku

Hilang gairah bersama kesnunyian jiwa

Ketika takdir serta hati tak seirama

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun