a. Hadis Mu'allaq
Hadis mu'allaq adalah hadis yang terputus di awal sanad. Kata mu'allaq secara bahasa berarti tergantung. Sebagian ulama menyatakan kata mu allaq yang secara bahasa berarti bergantung itu diambil dari pemakaian istilah ta'liq al-thalaq (cerai gantung) dan ta'liq al-jidar (dinding gantung) karena ada unsur kesamaan dalam hal keterputusan sambungan.
Secara terminologis, hadis mu allaq adalah hadis yang periwayatnya di awal sanad (periwayat yang disandari oleh penghimpun hadis) gugur atau terputus seorang atau lebih secara berurut.
b. Hadis Mursal
Mursal berarti "Hadis yang dihilangkan perawi setelah thabi'in (sahabat) dari akhir sanadnya."
Maksudnya hadis yang tidak disebutkan nama sahabat dalam rangkaian sanadnya.Periwayatan hadis pasti melalui sahabat,karena tidak mungkin thabi'in bertemu Rasulullah langsung. Bila ada hadis yang tidak menyebutkan sahabat dalam rangkaian sanadnya,dari thabi'in langsung lompat kepada Rasulullah,maka hadis itu bermasalah.
c. Hadis Mu'dhal
Mu'dhal berarti "Hadis yang dalam rangkaian sanadnya terdapat dua perawi yang dihilangkan secara berturut- turut. Maksudnya,dalam rangkaian sanad ada dua perawi yang dihilangkan,syaratnya harus berturut-turut. Kalau tidak berturut-turut,misalnya di awal sandanya ada perawi yang hilang,kemudian satu lagi di akhir sanad,maka ini tidak bisa dinamakan hadis mu'dhal.
d.Hadis Munqathi'
Munqathi' berarti "Hadis yang  rangkaian sanadnya terputus di manapun terputusnya." Persyaratan hadis munqathi' lebih longgar daripada sebelumnya. Hadis munqathi' tidak mensyaratkan harus berturut-turut atau jumlah perawi yang hilang ditentukan,selama ada dalam rangkaian sanad itu rawi yang hilang atau tidak disebutkan, baik di awal,pertengahan,maupun akhir sanad,maka hadis iru disebut munqathi'
e. Hadis Mudallas
Ulama membagi dua macam hadits mudallas: tadlis isnad dan tadlis syuyukh. Tadlis Isnad adalah "Perawi hadits meriwayatkan hadits dari gurunya, tetapi hadits yang dia sampaikan itu tidak didengar langsung dari gurunya tanpa menjelaskan bahwa dia mendengar hadits darinya."Maksudnya, seorang rawi mendapatkan hadits dari orang lain, tetapi dia meriwayatkan dengan mengatasnamakan gurunya, di mana sebagian hadits dia terima dari gurunya tersebut. Padahal untuk kasus hadits itu dia tidak mendengar dari gurunya, tetapi dari orang lain.
Tadlis Syuyukh adalah "Seorang perawi meriwayatkan hadits yang didengar dari gurunya, tetapi dia menyebut gurunya tersebut dengan julukan yang tidak populer, tujuannya supaya tidak dikenal orang lain." Perawi sengaja menyebut gurunya dengan nama atau gelar yang tidak populer supaya orang lain tidak tahu siapa guru sebenarnya. Karena kalau disebut nama asli gurunya, bisa jadi guru perawi itu tidak tsiqah (dipercaya) dan haditsnya nanti menjadi bermasalah. Untuk menutupi kekurangan itu, dia mengelabui orang dengan menyebut nama yang tidak populer untuk gurunya.