Berbagai pendekatan ilmiah dalam bidang sains dan teknologi cukup banyak mewarnai cara Musdah Mulia menafsirkan ayat al-quran, seperti yang telah diuraikan sebelumnya.
b. Pendekatan sosio-kultural (al-adabi wa al-ijtima'i)
Corak al-adabi wa al-ijtima'I adalah warna yang digunakan dalam menginterpretasi Alquran lebih condong dan fokus pada struktur sosial dan tata nilai budaya dalam masyarakat.[19] Pendekatan ini tercermin dalam penafsirannya, yakni ia berusaha memahami dimensi sosiologis dalam Islam serta upaya agama dalam memberikan solusi terhadap beragam masalah yang timbul dalam kehidupan masyarakat pada zaman modern sekarang ini.
Penutup
Siti Musdah Mulia, seorang intelektual Muslim di Era kontemporer yang cukup tertarik pada isu homoseksualitas, menyimpulkan bahwa orientasi seksual yang bersifat homoseksual merupakan bagian dari takdir yang diberikan oleh Tuhan. Dia menjelaskan bahwa istilah "liw" sebenarnya bukanlah merujuk kepada homoseksualitas, melainkan mengacu pada perilaku sodomi yang bisa dilakukan oleh siapa pun, termasuk orang heteroseksual. Musdah mengaitkan kaum Nabi Luth dengan biseksualitas, dan mengatakan bahwa azab Allah pada mereka bukan disebabkan oleh homoseksualitas, melainkan karena perilaku keji dan dosa-dosa seksual yang melampaui batas. Musdah menyatakan bahwa dalam konteks pernikahan sesama jenis, hubungan tersebut dapat menjadi bagian integral dari kehidupan pasangan. Dia menggunakan metodologi berpikir berdasarkan bi al-ra'yi dan mengadopsi metode tafsir tematik. Serta dua macam pendekatan yang digunakan yaitu, pendekatan ilmiah, dan sosio-kultural (al-adabi wa al-ijtima'i).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H