Malam itu dengan password dan akses kornea mata yang ia miliki, Dave memasuki ruangan di area yang agak tersembunyi di gedung RESEARCH CENTER Universitas. Sebuah Lab yang dipakai untuk penelitian oleh beberapa ahli dari berbagai bidang dengan proyek sebuah mesin waktu.
Ruangan yang sepi dan agak gelap segera menjadi terang ketika Dave telah masuk di dalam Lab tersebut. Dengan cekatan ia menuju sebuah computer sentral dan menghidupkannya.
"Selamat malam, Saya tidak terlambat, khan?" Sesosok pria muda datang... Dewangga.
"Baiklah... begini ceritanya... " Dew mendengarkan semua yang disampaikan Dave dengan seksama. Tidak ada satu kalimatpun luput dari bibir Dave. Kedua pria yang sama tetapi berbeda dimensi.
"Jadi benar... apa yang saya rasakan di apartemen Erin saat itu, bahwa hati saya begitu tertuju kepada anda.... Karna ternyata kita adalah orang yang sama...."
"Bagaimana menurutmu rencana ini?" Dave memandang tajam kearah Dewangga.
"Deal... You got it...!" Dew tersenyum membayangkan transfer teknologi yang segera ia dapatkan dari dirinya sendiri di masa depan dan Erin.....ah... tiba-tiba ia memikirkan gadis itu.
*****
Sudah Dua minggu semenjak kepergian Dave ke luar kota Erin merasa sedikit gelisah. Ia merasa kesepian di apartemennya sendiri. Dave biasanya selalu menghangatkan suasana dengan canda dan belaiannya. Erin merasakan rindu yang teramat dalam karena selama ini Dave selalu menemaninya dan memanjakannya dengan perhatian dan kasih sayang. Ah.. pria itu begitu mengerti aku... mudah-mudahan anak yang dikandungnya memiliki semua kebaikan yang ada dalam diri Dave....
Ting..tong... Dave.. ah dia datang..... Erin segera membuka pintu....
"Selamat malam Erin...." Dewangga dengan senyum manisnya berdiri di depan pintu.
"Dew.... " Erin sedikit terkejut mendapat tamu tak terduga malam ini.
Mereka duduk berhadapan di sebuah caf di tepi pantai. Dew terlihat sedikit ramah malam ini, ah entahlah..Erin merasa telah lama meninggalkan kekagumannya pada pria ini semenjak bertemu Dave. Ah... sedetik saja Erin sadar senyum mereka ternyata sama dan tatapan mata itu sedikit membuat Erin bingung, dengan siapa sebenarnya ia berhadapan... Dewangga atau kekasihnya Dave... mengapa tatapan mata mereka begitu membuat dadanya berdebar?
"Jadi kalian sudah satu tahun tinggal di apartemen itu? " Dew meletakkan tangan di dagunya... hmmm... kebiasaan merekapun sama.
Sejak saat itu Dew secara rutin mengantarkan Erin pulang karena perut Erin semakin besar.. Dew juga berkunjung ke apartemen Erin... kadang-kadang mereka makan malam di luar... hmmm... caf di tepi pantai ini selalu menjadi pilihan mereka.
Hari-hari berlalu dengan sebuah misteri bagi Erin. Otak cerdas gadis itu segera mencari-cari kejanggalan dalam diri Dew yang secara tiba-tiba begitu perhatian kepadanya, bahkan ia dengan sukarela mengantarkan Erin memeriksakan kandungannya, menunggunya melakukan senam kehamilan dan memenuhi segala keinginan Erin, padahal setahunya Dew adalah pria yang tidak pernah suka dengan apapun yang artinya ikatan, namun seminggu yang lalu ia mendengar seseorang ibu di ruangan tunggu bertanya kepada Dewangga.
"Mengantar istri ya mas..."
"Iya.."
"Anak keberapa?"
"Anak pertama"
"Wah... pasti bahagia ya"
"Tentu saja, terimakasih..."
Ah... mengapa Dewangga mau mengakui bahwa ini adalah anaknya? Padahal ia tahu kalau ini adalah anak Dave, kekasihnya yang tak kunjung pulang setelah tiga bulan pergi dengan alasan keluar kota. Handphonenya selalu tak pernah di angkat, sementara bodohnya Erin tidak pernah tahu keberadaan keluarga Dave... huh... dimana kamu Dave?
"Selamat, Dew, penghargaan atas penemuan formula mesin waktu itu sangat membanggakan.." Pagi itu Erin menjabat tangan Dew erat.
"Thank's Erin... kita harus merayakannya. Bagaimana kalau malam ini...." Dew tersenyum.
"Hmm... malam ini saya harus menyelesaikan jurnal untuk seminar dua hari lagi... " Erin memandang Dew agak aneh. Bagaimana dew begitu cepat menemukan formula yang sudah bertahun-tahun dikerjakan oleh Prof. Donny dan team.
"Jangan khawatiraku akan membantumu... please... mau ya... "
"Baiklah... sampai nanti malam..." Erin tak mungkin menolak ajakan pria yang dikaguminya itu.
Erin memasuki ruangan dan meneruskan pekerjaannya. Setelah beberapa saat ia segera menuju ruangan kuliah, hari ini ada mata kuliah Biokemistri yang harus ia ajarkan. Menjelang makan siang ia sengaja tidak kembali ke kantor, namun menuju RESEARCH CENTER, Erin memasuki gedung dengan akses yang telah ia miliki. Ada beberapa orang bekerja di ruangan tersebut namun Erin tidak begitu memperhatikan mereka. Ia memasuki ruangan Dew, Dilihatnya di layar monitor yang berada di ruangan tersebut masih menyala, namun semua program sudah terkunci dengan password yang hanya diketahui oleh Dew sendiri. Dew masih mengajar di kampus barat yang lokasinya agak jauh dari gedung ini sampai nanti sore, jadi Erin bisa leluasa memeriksa file umum milik Dew.
Hmmm... Erin tidak menemukan apa-apa di sana, ketika ia memutuskan hendak pergi  tiba-tiba ia terkejut menemukan sebuah paket data terkirim dari alamat yang tidak jelas. Erin tidak bisa melihat isi kiriman data tersebut, namun ia seperti mengenal icon pengirim yang ada dalam komputer. Ah,  ituiconnya Dave.... Apa hubungan Dew dengan Dave?Erin memutar otak sejenak lalu ia membuka file dalam PDA miliknya, ia membuka file kiriman dari Dave sebelum ia pergi... hahhh... benar... ini icon yang sama.... Disana tertera angka yang sama 2020.
Erin meninggalkan gedung dengan sejuta pertanyaan di kepalanya. Dave dan Dewangga adalah sosok yang ia temukan dalam kehidupannya. Mereka berdua berbeda usia namun dalam berbagai hal mereka begitu sama, Erin menghela nafas panjang. Rasa lelah membuatnya ingin segera pulang.
Malam itu Dew mengajaknya ke sebuah tempat yang berbeda. Sebuah restaurant romantis....
"Ada yang ingin saya sampaikan, Erin...." Dew memandang gadis itu dengan tatapan yang membuat Erin kembali berdebar.
"Ada apa?sepertinya penting.." Erin menutupi debaran hatinya dengan tersenyum.
"Saya ingin menikahimu.... Saya mencintaimu..." Erin terkejut memandang Dew... namun pria itu sepertinya tidak sedang bercanda.
"Ah... kamu tidak perlu mengasihaniku, Dew.... I'm just fine... aku hanya menginginkan bayi ini... " Erin masih belum percaya dengan apa yang keluar dari mulut Dew malam ini. Mengajaknya menikah? Ia sangat sadar, selama ini Dew tidak pernah menyukainya... apalagi mencintainya... ia berfikir mungkin Dew hanya kasihan kepadanya..
"Saya tidak mengasihanimu, Erin. Saya mencintaimu. Saya ingin menjadi ayah dari anak-anakmu...."
" Maaf, Dew.... Aku....." Erin masih menunggu Dave...
"Dave tidak akan kembali......" Erin mengangkat kepalanya.... Dew seperti tahu yang ia fikirkan.
"Sudah kuduga... apa hubungan kalian?"
"Kami adalah orang yang sama. Dave datang dari masa depan lima belas tahun yang akan datang...." Erin merasa kepalanya berputar-putar.... Dan gelap...........................
*****
Dew memasuki halaman rumahnya. Malam ini suasana begitu sepi. Ada yang berbeda dengan rumahnya semenjak ia tinggalkan. Suasananya lebih bersih dan asri. Bunga-bunga mawar dan tanaman hias lainnya berjajar dalam pot yang ditata dengan rapi. Ah... berapa lama aku meninggalkan masa depan?
"Ayah, Davina menunggu sejak sore tadi. Ayah kemana aja" gadis remaja berusia sekitar tujuhbelas tahun memeluknya. Wajah Erin melekat erat terutama senyum dan matanya.
"Dav i na.. " Dew mengeja nama itu.
"Ya ampun ayah, besok malam ada peringatan seratus hari meninggalnya ibu. Aku pikir ayah tidak pulang malam ini, Dave mencari ayah tuh di kamarnya, Â ia menunggu ayah sejak tadi sore..." Seorang anak laki-laki rmaja berlari menyambut kedatangannya. Lalu anak laki-laki tersebut melompat memeluknya. Dew balas memeluk anak laki-laki tersebut yang juga memberikan senyum Erin jelas di wajahnya.
"Ibu....owh, iya " Dew masih belum percaya dengan apa yang dilihatnya.
Davina segera masuk kamarnya dan Dave mengatakan akan nonton TV di ruang keluarga. Dew masih belum mempercayai apa yang dilihatnya. Ia telah merubah segala sesuatu dalam hidupnya. Ia memandang foto-foto pernikahan dirinya dengan Erindan foto keluarganya dengan dua orang anak, Davina yang berusia tujuhbelas tahun dan Dave yang berusia empat belas tahun...
Jadi Dew akhirnya menikahi Erin. Dave tersenyum menyadari bahwa ia telah merubah sejarah hidupnya. Namun sayang ia tak mampu merubah takdir kematian Erin. Perpustakaan keluarga ini mencatat bagaimana kematian Erin karena kecelakaan seratus hari yang lalu dan tetap memberikan jantungnya untuk suami yang sangat dicintai. Dew meraba dadanya.... Masih berdetak... jantung Erin berada disana dengan segenap cintanya...end.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H