"Ada apa?sepertinya penting.." Erin menutupi debaran hatinya dengan tersenyum.
"Saya ingin menikahimu.... Saya mencintaimu..." Erin terkejut memandang Dew... namun pria itu sepertinya tidak sedang bercanda.
"Ah... kamu tidak perlu mengasihaniku, Dew.... I'm just fine... aku hanya menginginkan bayi ini... " Erin masih belum percaya dengan apa yang keluar dari mulut Dew malam ini. Mengajaknya menikah? Ia sangat sadar, selama ini Dew tidak pernah menyukainya... apalagi mencintainya... ia berfikir mungkin Dew hanya kasihan kepadanya..
"Saya tidak mengasihanimu, Erin. Saya mencintaimu. Saya ingin menjadi ayah dari anak-anakmu...."
" Maaf, Dew.... Aku....." Erin masih menunggu Dave...
"Dave tidak akan kembali......" Erin mengangkat kepalanya.... Dew seperti tahu yang ia fikirkan.
"Sudah kuduga... apa hubungan kalian?"
"Kami adalah orang yang sama. Dave datang dari masa depan lima belas tahun yang akan datang...." Erin merasa kepalanya berputar-putar.... Dan gelap...........................
*****
Dew memasuki halaman rumahnya. Malam ini suasana begitu sepi. Ada yang berbeda dengan rumahnya semenjak ia tinggalkan. Suasananya lebih bersih dan asri. Bunga-bunga mawar dan tanaman hias lainnya berjajar dalam pot yang ditata dengan rapi. Ah... berapa lama aku meninggalkan masa depan?
"Ayah, Davina menunggu sejak sore tadi. Ayah kemana aja" gadis remaja berusia sekitar tujuhbelas tahun memeluknya. Wajah Erin melekat erat terutama senyum dan matanya.