Mohon tunggu...
Ali NR
Ali NR Mohon Tunggu... Buruh - Penulis

Tetap semangat sampai tujuan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sajadah untuk Raka

30 Desember 2020   07:25 Diperbarui: 30 Desember 2020   07:36 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


            Sejak aku bertemu dengan raka, hubungan kami menjadi semakin dekat, Raka selalu menunggu kedatanganku setiap sore ditempat pertama kali kami pertemu. Dan anehnya setiap kali aku berjalan dengannya, aku pasti menjadi pusat perhatian, ya mungkin karena penampilan Raka yang kumal dan kemanapun dia pergi, dia selalu membawa kantong kresek berwarna merah.


            Aku pernah bertanya tentang isi dari kantong yang dibawa Raka, dan isinya sungguh mencengangkan, di dalam kantong itu hanya ada satu buku iqro dan selembar kain yang sangat lusuh dan penuh tambalan.


          "Ini kain buat apa dek.?  tanyaku penasaran, Raka tersenyum dan mengambil kain yang ada di genggamanku.


           "Ini sajadahku kak."  jawab Raka sembari memeluk kain itu dengan penuh gembira. Aku terenyuh mendengar cerita dari Raka dan tanpa terasa air mataku menetes. Ada sedikit rasa malu yang terlintas di benakku. Raka dengan segala keterbatasannya masih semangat dalam belajar agama dan ibadahnya sedangkan aku masih banyak lalainya dalam ibadah.


           Raka anaknya begitu periang, biarpun aku baru mengenalnya tapi kami langsung akrab dan aku tak pernah peduli dengan puluhan mata yang selalu memandang kami dengan tatapan sinis bahkan ada juga yang mengira aku ini gila.


             Hari itu aku bermaksud ingin memberikan beberapa potong pakaian dan juga sajadah untuk Raka, tapi entah kenapa sore itu dia tidak menunggu kedatanganku seperti biasa. Aku coba tanya dengan beberapa orang tapi mereka hanya menggelengkan kepala sembari menatapku heran.


           Tiga hari telah berlalu dan Raka tak pernah kelihatan lagi, padahal aku sudah mencarinya ketempat-tempat dimana biasa kami bertemu. Sore itu grimis mulai turun perlahan aku segera mencari tempat untuk berteduh bersama beberapa orang di pinggir jalan yang tak jauh dari kampung Bulak.


           Sejenak kulempar tatapanku pada sekitar, di ujung jalan kulihat seorang bocah yang sangat aku kenal sedang berdiri dan seperti biasa di tangan kanannya menggenggam kantong plastik berwarna merah.


           "Raka.! Gumamku lirih, anak itu tersenyum lalu membalikan badannya dan melangkah pergi.


           "Rakaaa...tunggu.!! Teriakku yang menarik perhatian orang-orang yang ada di sekitarku. Mereka menatapku dengan heran tapi aku tak peduli, aku segera berlari mengejar Raka yang terus berjalan dibawah hujan deras, sembari terus berteriak memanggilnya.


           Raka terus berjalan seolah tak mendengar teriakanku, tepat di tikungan jalan Raka menghentikan langkahnya seakan sengaja menungguiku. Aku masih tak mengerti kenapa Raka bersikap seperti itu, dia seperti sengaja mengajakku kesuatu tempat, begitu sampai di pinggir Danau bekas galian tanah tiba-tiba Raka mengilang tanpa jejak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun