Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Horor

[Horor Minggu]: Baobab

15 Desember 2024   12:00 Diperbarui: 15 Desember 2024   22:49 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(baobab, pohon raksasa di Madagascar, olahan GemAIBot, dokpri)

(olahan GemAIBot, dokpri)
(olahan GemAIBot, dokpri)

Hari-hari berlalu, dan Anton menghilang tanpa jejak. Hanya berita mengenai hilangnya orang-orang serakah yang mengisi koran. Keberadaan harta menumpuk di sekitar baobab seolah lebih berharga daripada nyawa manusia.

Setiap kali pohon itu tumbuh lagi, mereka yang bersedia mengabaikan panggilan hati mereka, menemukan diri mereka terjerat dalam belenggu tak berujung.

Suatu malam, sebuah rumah di dekat baobab dibakar oleh warga yang ketakutan, berusaha menghancurkan pohon tersebut.

Meskipun api memakan habis pagar dan dinding kayu, baobab tetap berdiri kokoh, tersenyum dengan dahan dan daunnya yang melambai.

Kilatan cahaya misterius berkilauan dari dalam tubuhnya, seolah-olah menjanjikan harta berlimpah bagi mereka yang berani mendekat.

Tetapi kini, delapan tahun telah berlalu. Baobab sudah dua kali tumbuh di Jakarta, memangsa lebih banyak jiwa serakah.

Suara-suara ketakutan menyebar di antara warga, menceritakan kisah Anton dan orang-orang lainnya yang telah menghilang.

Kisah-kisah nafsu dan penyesalan, terperangkap dalam dahan raksasa hingga seribu tahun ke depan.

Di tengah malam, saat kehidupan Jakarta bergerak kembali, baobab yang pertama kali muncul kembali merentangkan cabangnya, seperti mengingatkan mereka bahwa serakah akan selalu ada konsekuensi.

Di saat itu, mereka yang mencintai harta lebih dari segalanya akan selalu menjadi mangsa. Satu-satunya hukum yang ada di bawah bayang-bayang baobab yang kuat adalah: Jangan sekali pun mendekat jika hatimu dipenuhi ketamakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun