Jawab pemuda itu, " Jika suatu saat nanti kalian hendak mencari madu, selain persiapan yang matang, perhatikan simbol alam seperti burung teset dari arah mana datangnya dia. Dan kalian sendiri sudah tahu jika dari kemunculan dari depan atau belakang ataupun dari kiri dan kanan. Kalian masih ingat 'kan nasihat itu masih 'kan," jawab dia sambil kembali mengingatkan isyarat alam yang dipercayai oleh para tetua terdahulu.
"ya kami masih ingat" Seru mereka semua dengan menahan kesedihan atas kecelakaan yang anggota pencari madu mereka.
"Kaitkan selendang yang kuat pada ranting pohon kecil yang tumbuh di tempat kalian duduk istirahat, Ikat baik-baik pastikan kencang, Saat kalian tertidur ataupun beristirahat di atas sana, Bila mana Waween Payakng mengganggu kalian. Kalian tidak akan terjatuh dikarenakan selendang pengaman sudah terpasang dengan benar. Posisi kalian tidak akan pindah ke mana-mana. Tetapi di situ saja. Tentunya kalian tersadar ketika pergi dengan meninggalan senyumannya yang membunuh," pesan sekaligus peringatan kepada anggota pencari lebah madu.
"Argghh, argghh..... hah!" napasnya habis kemudian disusul dengan dadanya mengempis dan tubuhnya menjadi dingin terbujur kaku.
Mereka semua menangis dengan peristiwa yang menimpa mitra kerja mereka. Meninggalkan luka di hati yang dalam. Wajah dilukiskan dengan darah, dada penuh dengan keretakan tulang mencuat keluar, serta tulang dan tangan kaki terlipat dan patah tak beraturan.
"kematian saudara kita ini bukanlah kematian sia-sia. Akan tetapi dari kemalangan yang menimpa saudara kita ini kita bisa memtik sebuah pelajaran yang sangat penting dan tidak boleh sepelekan," ucap pemuda yang menemukannya penuh guncangan emosi.
"Tenang saja saudaraku, pesanmu akan kami sampaikan ke setiap generasi-generasi berikutnya, terima kasih," ucapan pemuda itu kepada mitranya yang sudah meninggal.
Semenjak kejadian itu siapa pun regu maupun anggota pencari lebah madu pada pohon benggeris selalu berhati-hati jika hendak memanjat pohon. Selain persiapan yang matang, mereka juga tak lupa memperhatikan isyarat alam dari burung teset yang diamanahkan dari Tetua terdahulu kepada setiap generasi yang ada. Memang berbagai kemungkinan bisa saja terjadi. Tetapi setidaknya ada sebuah pembekalan sebelum melakukan sesuatu. Hidup memang misteri tak ada yang tahu apa yang akan terjadi berikutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H