Mohon tunggu...
Alfred
Alfred Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan Honorer

Nama saya Alexander Fredy, seorang karyawan honorer di sebuah instansi pemerintahan yang ada di Kabupaten Kutai Barat . Namun, di balik rutinitas pekerjaan sehari-hari, saya memiliki kegemaran menulis di waktu luang saya, saat kesibukan kantor mereda danide kreatif mulai mulai bermunculan, saya selalu meluangkan waktu untuk menulis. Menulis bagi saya adalah wujud ekspresi diri. Saat jemari menari di atas papan ketik, saya merasa bebas dan bisa menciptakan dunia sendiri. Dari cerita pendek hingga opini tentang dunia, setiap kata yang tertuang adalah refleksi dari pikiran dan perasaan saya. Melalui tulisan-tulisan ini, saya menemukan kedamaian dan kebahagiaan yang tak ternilai. Menulis adalah cara saya untuk meresapi setiap momen dalam hidup, mengabadikan kenangan, dan berbagi pandangan serta imajinasi dengan pembaca. Meski terkadang terasa melelahkan, semangat dan cinta terhadap kata-kata selalu mendorong saya untuk terus berkarya. Inilah yang membuat menulis di waktu luang menjadi sesuatu yang sangat berarti dalam hidup saya.

Selanjutnya

Tutup

Horor

Rayuan Maut Pohon Benggeris

23 Juni 2024   18:30 Diperbarui: 25 Juni 2024   19:28 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jawab pemuda itu, " Jika suatu saat nanti kalian hendak mencari madu, selain persiapan yang matang, perhatikan simbol alam seperti burung teset dari arah mana datangnya dia. Dan kalian sendiri sudah tahu jika dari kemunculan dari depan atau belakang ataupun dari kiri dan kanan. Kalian masih ingat 'kan nasihat itu masih 'kan," jawab dia sambil kembali mengingatkan isyarat alam yang dipercayai oleh para tetua terdahulu.

"ya kami masih ingat" Seru mereka semua dengan menahan kesedihan atas kecelakaan yang anggota pencari madu mereka.

"Kaitkan selendang yang kuat pada ranting pohon kecil yang tumbuh di tempat kalian duduk istirahat, Ikat baik-baik pastikan kencang, Saat kalian tertidur ataupun beristirahat di atas sana, Bila mana Waween Payakng mengganggu kalian. Kalian tidak akan terjatuh dikarenakan selendang pengaman sudah terpasang dengan benar. Posisi kalian tidak akan pindah ke mana-mana. Tetapi di situ saja. Tentunya kalian tersadar ketika pergi dengan meninggalan senyumannya yang membunuh," pesan sekaligus peringatan kepada anggota pencari lebah madu.

"Argghh, argghh..... hah!" napasnya habis kemudian disusul dengan dadanya mengempis dan tubuhnya menjadi dingin terbujur kaku.

Mereka semua menangis dengan peristiwa yang menimpa mitra kerja mereka. Meninggalkan luka di hati yang dalam. Wajah dilukiskan dengan darah, dada penuh dengan keretakan tulang mencuat keluar, serta tulang dan tangan kaki terlipat dan patah tak beraturan.

"kematian saudara kita ini bukanlah kematian sia-sia. Akan tetapi dari kemalangan yang menimpa saudara kita ini kita bisa memtik sebuah pelajaran yang sangat penting dan tidak boleh sepelekan," ucap pemuda yang menemukannya penuh guncangan emosi.

"Tenang saja saudaraku, pesanmu akan kami sampaikan ke setiap generasi-generasi berikutnya, terima kasih," ucapan pemuda itu kepada mitranya yang sudah meninggal.

Semenjak kejadian itu siapa pun regu maupun anggota pencari lebah madu pada pohon benggeris selalu berhati-hati jika hendak memanjat pohon. Selain persiapan yang matang, mereka juga tak lupa memperhatikan isyarat alam dari burung teset yang diamanahkan dari Tetua terdahulu kepada setiap generasi yang ada. Memang berbagai kemungkinan bisa saja terjadi. Tetapi setidaknya ada sebuah pembekalan sebelum melakukan sesuatu. Hidup memang misteri tak ada yang tahu apa yang akan terjadi berikutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun