Mohon tunggu...
Alfonsus G. Liwun
Alfonsus G. Liwun Mohon Tunggu... Wiraswasta - Memiliki satu anak dan satu isteri; Hobi membaca, menulis, dan merefleksikan.

Dum spiro spero... email: alfonsliwun@yahoo.co.id dan alfonsliwun16@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hidup dalam Kemajemukan dengan Pancasila dan Mukjizat Pentakosta

2 Juni 2020   15:13 Diperbarui: 2 Juni 2020   16:39 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen dari Komsos Keuskupan Pangkalpinang (31/5/2020)

Maka di bawah ini, sebagai satu rangkaian dengan kehadiran Pancasila sebagai anugerah Tuhan Yang Mahaesa untuk bangsa dan negara Indonesia, saya mengangkat khotbah Bapa Uskup Keuskupan Pangkalpinang, Prof. Dr. Mgr. Adrianus Sunarko, ofm pada Perayaan Pentakosta, 31 Mei 2020.

Pentakosta, salah perayaan besar umat Nasrani. Pentakosta, perayaan turunya Roh Kudus, Roh Kebenaran atas para rasul. Roh Kudus adalah memang susunguhnya merupakan anugerah pertama dari Paskah. Dialah Roh Pencipta yang terus menerus membawa pembaharuan, Roh Kebenaran, Roh Kekuatan, yang membawa daya hidup itu sendiri. Sering kali Pentakosta disebut juga, hari lahirnya Gereja. Apakah itu juga berlaku untuk Gereja Keuskupan Pangkalpinang?

Seperti kita ketahu bersama, kita telah sepakat yang merumuskan Gereja kita sebagai Gereja Partisipatif, yang dijiwai oleh Allah Tritunggal Mahakudus, dengan tiga ciri utamanya, yaitu berpusat pada Kristus, membangun communio, dan melaksanakan misi. Ada yang bertanya kepada Bapa Uskup, kok tidak ada Roh Kudusnya ya Bapa Uskup.

Ternyata bacaan-bacaan hari ini, pada pesta Roh Kudus ini, bacaan pertama dari Kisah Para Rasul 2:1-11, bacaan kedua dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus 12:3b-7.12-13, dan Injil Yesus Kristus menurut Yohanes, 20:19-23, memuat ketiga unsur tersebut: berpusat pada Kristus, membangun communio (persekutuan) dan melaksanakan misi.  

Dalam bacaan kedua disebutkan demikian, tidak seorang pun dapat mengakui, "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus. Jadi, tanpa ada Roh Kudus, tidak mungkin kita dapat membangun Gereja yang berpusat pada Kristus. Demikian Roh Kuduslah (unsur kedua) pula yang membangun communio atau persekutuan.

Paulus tadi mengingatkan sebab kita semua, baik orang Yahudi mamupun Yunani baik budak maupun orang merdeka, telah dibaptis dalam satu Roh menjadi satu tubuh, dan kita semua diberi minum dari satu Roh. Demikian pula sebagai Gereja, kita diutus Tuhan untuk melakukan misi, untuk itu juga Tuhan menganugerahkan Roh Kudus.

Dalam Injil dikatakan "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu. Terimalah Roh Kudus". Jadi sebagai Gereja, hari ini juga kita merayakan keuskupan kita, dengan tiga ciri utama tadi. Kita diminta untuk berpusat pada Kristus, membangun communio dan melaksanakan misi. Itu semua hanya mungkin, berkat karya Roh Kudus.

Berpusat pada Kristus, telah menjadi pusat kita pada tahun yang lalu, 2019. Tahun depan (2021) kita berusaha untuk melaksanakan tahun misi. Tahun ini (2020) kita sedang berada pada tahun communio yang murah hati dan maharahim.

Pentakosta memberi inspirasi apa pada tahun (2020) tahun communio ini? Dalam bacaan pertama dikatakan, Roh Kudus turun atas para rasul, seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh umat, dimana pun para murid duduk dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang sedang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.

Maka penuhilah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka berkata-kata dalam bahasa lain seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. Rupanya begitulah Roh Kudus membangun communio atau persekutuan. Ia turun pertama-tama atas masing-masing mereka, tetapi kemudian turun atas mereka bersama-sama.

Kepada kita masing-masing diberi anugerah talenta, tetapi lalu disatukan dalam communio. Dengan kata lain dalam bahasa kita, communio yang dibangun Roh Kudus adalah communio yang Bhinneka Tunggal Ika, ada keragaman tetapi juga tetap bersatu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun