Mohon tunggu...
Alfonsina M. Tapotubun
Alfonsina M. Tapotubun Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FPIK Universitas Pattimura - Duta Kampus Merdeka

Menyukai dinamika... menghargai kerja cerdas

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Produk Olahan: Hilirisasi Hasil Laut untuk Masyarakat Sejahtera

11 Juni 2024   19:17 Diperbarui: 12 Juni 2024   02:58 1138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah saatnya industri-industri perikanan khususnya industri pengolahan hasil perikanan di tingkat rumah tangga masyarakat yang umumnya pada skala usaha mikro dan kecil menengah (UMKM) dirangsang pertumbuhannya sehingga hasil tangkapan dapat diubah menjadi berbagai produk olahan yang berdaya saing. Pemanfaatan berbagai hasil laut dengan konsep hulu-hilir dilakukan dengan asumsi sebagian hasil tangkapan diolah menjadi berbagai produk olahan.

Sejalan dengan hal tersebut maka sudah saatnya pemasaran ikan dari Maluku ke luar daerah selayaknya harus didominasi oleh produk olahan. Dengan kata lain pemasaran ikan segar atau bahan baku segar mulai ditekan, sehingga Maluku akan lebih dikenal sebagai center of fish product bukan hanya sebagai penyedia ikan segar. 

Pengolahan ikan menjadi berbagai produk sangat baik diterapkan karena akan memberikan kontribusi yang signifikan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan nelayan dan masyarakat pesisir. Produksi berbagai produk bernilai dapat memberi nilai tambah dan meningkatkan nilai jual.

Pengolahan ikan menjadi berbagai produk olahan baik melalui proses pengolahan tradisional seperti ikan asap, ikan asin, ikan kering, dendeng ikan, kecap, bekasam dan lain-lain maupun pengolahan modern seperti ikan kaleng, bakso, kaki naga, sosis dan lain-lain dapat memperpanjang umur simpan dan memperluas jangkauan pemasaran.

Melalui proses pengolahan dan pengawetan maka produk memiliki umur simpan yang lebih lama (dibanding ikan segar) sehingga membuka peluang untuk ekspansi pasar dan meningkatkan pendapatan nelayan dan masyarakat pesisir.

Pengolahan ikan memungkinkan masyarakat dapat memenuhi konsumsi protein harian yang berasal dari ikan karena tidak membutuhkan pengolahan dari ikan segar yang masih dihindari beberapa kalangan. Pengolahan ikan dapat mengurangi pemborosan dan penyia-nyiaan pangan.

Proses pascapanen dengan diversifikasi produk olahan dapat memanfaatkan sumberdaya hasil laut secara lebih efisien dan sekaligus dapat menyediakan peluang lapangan pekerjaan bagi masyarakat pada setiap tahapan pengolahan sehingga mengurangi tingkat pengangguran.

Posisi ikan dalam hierarki pangan secara tegas diakui dalam Undang-Undang Pangan 2012, yang menempatkan ikan sejajar dengan sumber pangan lainnya. Dalam konteks ini, pengolahan ikan menjadi produk bernilai tambah menjadi sangat strategis mengingat sifat ikan yang mudah rusak.

Pendekatan hulu-hilir dalam pengolahan ikan di Maluku bisa menjadi solusi cerdas untuk meningkatkan nilai tambah dan distribusi produk olahan ikan. Diversifikasi produk olahan juga penting untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Namun, untuk mencapai hal ini, regulasi pemerintah yang mendukung dan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan dan pengolahan ikan menjadi krusial.

Pengolahan sebagai konsep hilirisasi seharusnya diimplementasikan secara masif untuk kesejahteraan masyarakat nelayan dan pesisir sebagai pemilik kekayaan laut, baik di Maluku maupun di Indonesia. Untuk memperkuat komitmen dan upaya hilirisasi hasil tangkapan, sudah waktunya pemerintah merancang dan menetapkan kebijakan strategis yang melibatkan semua pelaku di sektor perikanan dari hulu hingga hilir, termasuk akademisi dan lembaga riset, pembiayaan dan investor. Berbagai permasalahan klasik yang menjadi penghambat upaya pengolahan sebagai hilirisasi hasil tangkapan haruslah menjadi perhatian yang didiskusikan secara serius untuk mendapatkan inovasi-inovasi penyelesaian yang pro masyarakat.

Konsep hilirisasi dengan pengolahan dan diversifikasi produk olahan dari hasil tangkapan di laut Maluku maupun Indonesia dengan eco-labelling memiliki prospek promosi yang tinggi. Komitmen hilirisasi dengan pengolahan dan diversifikasi produk yang masif membutuhkan perencanaan yang matang dan keberanian untuk mengimplementasikannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun