Mohon tunggu...
Alfonsina M. Tapotubun
Alfonsina M. Tapotubun Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FPIK Universitas Pattimura - Duta Kampus Merdeka

Menyukai dinamika... menghargai kerja cerdas

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Produk Olahan: Hilirisasi Hasil Laut untuk Masyarakat Sejahtera

11 Juni 2024   19:17 Diperbarui: 12 Juni 2024   02:58 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Laut Maluku memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dengan berbagai jenis ikan, udang, kerang-kerangan, kepiting, teripang, rumput laut, laor dan masih banyak lagi.

Potensi lestari perikanan tangkap di Provinsi Maluku mencapai 1,64 juta ton/tahun, dengan jenis-jenis utama seperti pelagis kecil, demersal, pelagis besar, ikan karang, udang, cumi-cumi, dan lobster. Produksi beberapa komoditas unggulan seperti ikan layang, tuna, dan cakalang juga mencatat jumlah yang signifikan.

Data tersebut menegaskan kekayaan laut Maluku, yang menjadi sektor pendapatan utama daerah. Setiap daerah di Maluku mempunyai kekhasan produk hasil laut.

Walaupun demikian, rata-rata tingkat kesejahteraan nelayan dan masyarakat pesisir yang hidup di sekitar potensi tersebut masih cukup memprihatinkan. Meskipun potensi ini besar, belum tercapai peningkatan kualitas hidup masyarakat. Pada kenyataannya masyarakat pesisir lebih banyak berperan sebagai penyedia bahan baku untuk daerah lain atau negara lain.

Oleh karena itu, fokus perlu bergeser dari sekadar peningkatan produksi tangkapan pada sektor hulu harus diimbangi dengan pengolahan produk dan pemasarannya pada sektor hilir untuk meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir.

Kenyataan yang terjadi bahwa selama ini kita sangat bangga memanfaatkan potensi sumber daya perikanan dan kelautan sebagai sektor utama pendapatan daerah. Namun, belum memperkaya masyarakat pesisir ini dengan kebijakan dan pengetahuan yang mendorong peningkatan kualitas hidup mereka. Kita lebih sering berperan sebagai penyedia bahan baku yang kemudian diolah oleh daerah atau negara lain, meningkatkan harga dan kesejahteraan masyarakat di tempat tersebut.

Oleh karena itu, fokus kita seharusnya tidak hanya pada satu sektor dalam perikanan dan kelautan, tetapi semua sektor tersebut harus saling mendukung untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Maluku.

Tingkat kemiskinan yang tinggi sebenarnya mencerminkan kondisi masyarakat pesisir dan nelayan. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang kekayaan laut yang selama ini kita banggakan. Saya ingin menekankan bahwa jika satu sektor diabaikan, maka sektor lainnya tidak akan berfungsi secara optimal, termasuk mencapai potensi maksimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sebagai contoh, jika kita hanya fokus pada peningkatan produksi hasil tangkapan tanpa memerhatikan sektor perikanan lainnya, maka akan terjadi penurunan harga, pemasaran yang terbatas, dan pemborosan sumber daya laut. Dalam jangka panjang, hal ini akan mengurangi stok ikan.

Jika hal ini terus berlanjut, kontribusi peningkatan produksi hasil tangkapan terhadap kesejahteraan masyarakat masih harus dipertanyakan. Hal ini memperlihatkan lemahnya tanggung jawab dalam memanfaatkan potensi laut yang dianugerahkan Tuhan.

Oleh karena itu, penting untuk menjaga keseimbangan antara peningkatan produksi hasil tangkapan dengan keberlanjutan sumber daya laut. Kegiatan budidaya juga perlu ditingkatkan untuk menjaga keberlanjutan potensi laut, didukung oleh manajemen pengelolaan yang tepat dan pemanfaatan berbagai peluang kekayaan laut lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun