Kalau mau yang apa adanya di rumah saja lebih baik, karena tidak mengeluarkan biaya yang mahal untuk sewa gedung, catering, wedding organizer, dan lain-lain.
Untuk suguhan di rumah lebih apa adanya seperti buah-buahan atau makanan khas daerah yang dibuat sendiri bersama para tetangga terdekat untuk membantu mengatur jalannya resepsi di rumah agar lancar.
Dalam hal ini rukun bertetangga memang diperlukan agar dapat saling membantu satu sama lain secara bergantian ketika ada yang repot di suatu hari.
Termasuk kelebihannya kalau menggelar resepsi di rumah tidak ada batasan waktu, jamnya bebas, dan tidak terpaut waktu untuk undangan dapat menyempatkan hadir di jam-jam tertentu.
Sementara untuk menggelar pernikahan di gedung, sebaliknya kita harus menyiapkan uang lebih, dari yang puluhan bahkan rata-rata menghabiskan uang hingga ratusan juta rupiah. Biaya tersebut paling mahal ada di sewa gedungnya yang ditentukan dari lokasi & tanggal sewa, kemudian catering, wedding organizer, dan lain-lain.
Tidak masalah dan tidak ada yang salah ketika kamu mempunyai tabungan lebih dan memang jauh hari dipersiapkan untuk menggelar resepsi pernikahan. Tapi jangan sampai dipaksakan untuk dilaksanakan resepsi di gedung hingga menunda pernikahan.
Paling diingat wejangan orangtua itu ada dua:
Pertama, kalau mau menikah itu jangan buru-buru, nanti nyesel salah pilih pasangan. Kedua, kalau udah cocok itu jangan lama-lama pacaran, menunda nikah itu gak baik.
Sementara realitanya banyak (tidak semua) anak muda menunda pernikahan bukan saja soal kesiapan batin, melainkan kesiapan materi untuk biaya menggelar resepsi pernikahan.
Ada tuntutan dari salah satu mempelai atau memang keinginan pribadi jika menikah harus di gedung membuat pernikahan itu tak kunjung direalisasikan.
Alasan tabungannya belum cukup, masih belum memenuhi, masih belum dan masih belum terus.