Mohon tunggu...
Alfira Fembriant
Alfira Fembriant Mohon Tunggu... Lainnya - Instagram : @Alfira_2808

Music Director and Radio Announcer STAR 105.5 FM Pandaan Pasuruan East Java (from 2012 until now) 📻

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Enam Cara Mengatasi Karyawan yang Ogah-ogahan Ikut Outing Kantor

21 Desember 2022   10:54 Diperbarui: 23 Desember 2022   03:21 2047
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Outing kantor adalah sebuah kegiatan di luar perusahaan yang sifatnya untuk menghibur para karyawan agar saat bekerja dapat kembali bersemangat, hingga membuat satu sama lain antara divisi bisa terjalin keakraban dan kekompakan.

Kegiatan ini lebih ke arah bersenang-senang atau liburan juga hiburan, dan biasanya dilakukan mulai satu sampai tiga hari kerja, tergantung isi acara juga jarak dari lokasi tujuan.

Outing kantor ini umumnya dilakukan satu tahun sekali, tapi di beberapa perusahaan juga ada yang dalam satu tahun bisa dua kali, tergantung kebutuhan dan kebijakan dari perusahaan.

Namun, untuk mengikuti kegiatan outing kantor seperti ini, beberapa di antara karyawan ada yang ogah-ogahan ikut.

Nah, menurut penulis, ada enam alasan atau enam cara mengatasi karyawan yang ogah-ogahan ikut outing kantor, yaitu:

1. Pakai Baju Bebas (bukan seragam)

Rata-rata para karyawan yang mengikuti outing kantor seperti ini selalu diberikan baju atau kaos khusus agar terlihat tampak seragam.

Sekalian ketika memakai baju seragam seperti ini dapat dengan mudah memilah mana yang teman satu perusahaan dengan pengunjung umum lainnya dari tempat outing tersebut.

Namun, sisi lain ketika diharuskan memakai baju yang seragam, kita memang akan terlihat menjadi rombongan dari suatu instansi, dan itu tidak bebas.

Rasa tidak bebasnya itu disebabkan kita masih merasa membawa nama baik perusahaan.

Sehingga kita tidak leluasa untuk menikmati kegiatannya, karena ada beban menjaga nama baik instansi yang ada dalam seragam kita tersebut.

Ilustrasinya seperti anak sekolah ketika pulang, pastinya sama ibu guru disuruh langsung pulang dulu untuk ganti seragamnya dengan baju bebas, baru bisa bisa main kesana kemari.

Kenapa demikian, karena pihak sekolah tidak ingin tanggung jawab atas segala hal di luar kewajiban belajar mengajar di gedung sekolah. Ketika siswa/i sudah pulang, mereka sudah tanggung jawab orangtua.

Ditambah ketika siswa/i melanggar peraturan atau melakukan hal-hal buruk di luar sana, setidaknya tidak membawa nama baik sekolah dengan masih memakai seragam sekolah.

Document pribadi
Document pribadi

Sama hal nya seperti outing kantor seperti ini, rasa tidak nyaman tersebut juga dirasakan ketika memakai baju seragam dan tidak bebas.

Hal lainnya juga malah ada anggapan bahwa kita para karyawan dianggap seperti anak kecil yang takut hilang dari peredaran jika tidak memakai seragam dari pengunjung umum lainnya.

Maka dari itu, alangkah lebih baiknya ketika outing kantor seperti ini dipersilahkan memakai baju bebas dan bukan memakai baju seragam.

Karena kekompakan dan semangat karyawan bukan berada pada apa yang dikenakan, melainkan dari sisi kenyamanan untuk menyegarkan diri dari rasa penat bekerja di perusahaan selama ini.

2. Tidak Mengajak Anggota Keluarga (only team)

Sewajarnya jika outing kantor yaitu hanya berlaku bagi para karyawan perusahaan saja yang boleh ikut dan tanpa mengajak keluarga.

Namun, tetap ada perusahaan yang memperbolehkan karyawannya untuk mengajak keluarga inti, seperti suami/istri dan juga anak-anaknya.

Belum lagi ketika banyak karyawan yang sudah menikah mengajak keluarga, sementara kita yang masih jomblo alias belum punya pasangan hanya bisa gigit jari melihat teman-teman kerja bercengkrama di kegiatan tersebut.

Nah, ketika kasusnya seperti ini pastinya kekompakan antar karyawan malah surut, karena mereka di acara tersebut akan fokus pada anggota keluarganya dan bukan menjalin kekompakan antar karyawan.

Padahal visi misi outing kantor adalah menjalin kekompakan antar karyawan tiap divisi dan bukan menjalin kekompakan antar keluarga para karyawan.

Sehingga alangkah baiknya saat outing kantor seperti ini tidak mengajak anggota keluarga dan hanya team atau para karyawan perusahaan yang hadir, agar visi misi kegiatan tersebut dilakukan dapat sesuai dengan action yang ada.

3. Tempat/Lokasi Tujuan Outing Berbeda dari Sebelum-sebelumnya

Karyawan ogah-ogahan untuk ikut outing kantor, bisa jadi karena tempat/lokasi tujuan tersebut yaitu sama dengan sebelum-sebelumnya.

Sehingga mereka karyawan merasa bosan dan malah tidak bergairah untuk mengikuti acara tersebut.

Alangkah baiknya jika mengadakan outing kantor seperti ini tempat/lokasi tujuan berbeda setiap tahunnya, agar para karyawan tidak merasa ogah-ogahan ikut faktor bosan tempat yang sama.

Jika kita outing ke tempat yang berbeda setiap tahunnya, setidaknya meskipun isi kegiatannya sama saja seperti sebelumnya yaitu games untuk menjalin kekompakan antar divisi.

Tapi rasa ogah-ogahan ikut itu dapat diminimalisir atau setidaknya ada rasa semangat juga antusias dari para karyawan dengan tempat/lokasi tujuan yang baru.

4. Uang Saku Diberikan Perusahaan dari Kas Masing-masing Individu

Tidak bisa dipungkiri bahwa salah satu alasan karyawan ogah-ogahan ikut outing kantor yaitu tidak punya uang saku.

Meskipun sebenarnya tiap kegiatan seperti ini biasanya sudah difasilitasi untuk transportasi hingga konsumsinya, tapi para karyawan tetap ada rasa ogah-ogahan ikut jika tidak mempunyai uang saku.

Karena outing kantor untuk transportasi dan konsumsi difasilitasi, tapi untuk kita mau jajan atau beli oleh-oleh lainnya untuk keluarga di rumah kan juga butuh biaya pribadi dan tidak ditanggung perusahaan.

Nah, seringkali poin uang saku ini lah menjadi penyebab terjadinya gejolak jiwa seperti rasa malas untuk mengikuti kegiatan tersebut.

Saran penulis, uang saku para karyawan ini dapat juga diberikan atau dicairkan dari perusahaan.

Jelasnya bukan perusahaan yang memberikan uang saku secara cuma-cuma, melainkan ada satu kebijakan semacam tabungan individu karyawan dan dapat dicairkan hanya saat mengikuti outing tersebut.

Tabungan tersebut berasal dari potongan gaji kita tiap minggu atau tiap bulannya.

Misalnya gaji kita bulanan, kemudian di rincian gaji pasti ada potongan untuk iuran ke BPJS Ketenagakerjaan, BPJS Kesehatan, dan lain-lain.

Nah, tabungan uang saku untuk outing kantor ini juga berasal dari potongan gaji kita sendiri setiap bulan.

Contohnya dalam satu bulan, gaji kita dipotong Rp 50.000 atau Rp 100.000.

Dalam kurun waktu satu tahun, tabungan tersebut sudah terkumpul sebanyak Rp 600.000 atau Rp 1.200.000.

Dengan nominal tersebut dianggap lumayan dan cukup lah kalau untuk sekadar jajan atau beli oleh-oleh untuk keluarga di rumah.

Sehingga para karyawan pun tidak merasa ogah-ogahan ikut outing kantor faktor uang saku, karena uang saku dapat dicairkan ke perusahaan atau bendahara di masing-masing divisi dari iuran wajib kita tiap bulan tersebut.

Dan seandainya ada karyawan yang merasa tidak puas karena gajinya dipotong tiap bulannya untuk uang saku pribadi saat outing kantor, dapat juga dijelaskan bahwa ini tetap harta milik pribadi yaitu tabungan karyawan tersebut sendiri, hanya memang baru dapat dicairkan saat kegiatan tersebut dilaksanakan.

Nantinya saat outing kantor, uang tabungan tersebut baru dapat dicairkan dan karyawan tersebut tidak memakainya untuk jajan atau beli oleh-oleh, hal tersebut juga diperbolehkan karena sudah menjadi hak pribadi dalam pemakaiannya.

Sehingga jika kita tidak memakainya untuk jajan pun, uang saku tersebut akan utuh dan tetap menjadi harta pribadi para karyawan.

5. Diperbolehkan Membawa Kendaraan Pribadi

Saat outing kantor, biasanya kita akan difasilitasi transportasi dari perusahaan.

Seperti disewakan beberapa bus untuk mengangkut kita alias rombongan karyawan perusahaan ke tempat/lokasi tujuan kegiatan tersebut.

Namun, tidak semua karyawan mempunyai kenyaman yang sama untuk naik transportasi bus atau mobil semacamnya.

Karena bisa jadi beberapa karyawan perusahaan tersebut rawan mabuk kendaraan, yaitu mereka semacam phobia karena takut mual dan muntah di dalam transportasi tersebut.

Dengan kekurangan individu yang sering tidak kuat naik transportasi yang tidak mereka pakai dalam kesehariannya, juga membuat mereka tidak nyaman dan akhirnya akhirnya ogah-ogahan untuk ikut outing kantor.

Alangkah baiknya juga ketika outing kantor seperti ini, para karyawan bisa didata yang ikut di transportasi dari kantor ada siapa saja atau berapa orang untuk penyewaan kendaraan.

Sementara karyawan lainnya yang takut mabuk kendaraan diperbolehkan untuk membawa kendaraan sendiri seperti motor sejenisnya, tapi dengan syarat harus beriringan dan tidak boleh berjauhan dari rombongan di jalan raya.

Termasuk jika membawa kendaraan pribadi sendiri, untuk uang bahan bakar atau ongkos kondisi kendaraan tersebut ditanggung pribadi dan bukan kantor yang membelikan bensinnya.

Ketika sudah ada kesepakatan demikian, pastinya para karyawan tidak akan menjadikannya beban dalam hal transportasi, yang pada akhirnya akan bersemangat mengikuti outing kantor tersebut.

6. Bos Besar Sebaiknya Tidak Perlu Ikut

Bos besar dalam artian ini seperti owner perusahaan atau tingkatnya di atas manager tiap divisi.

Karena outing kantor tujuannya untuk penyegaran atau bersenang-senang, sementara jika bos besar ikut outing kantor, nantinya yang terjadi yaitu para karyawan akan merasa canggung.

Maunya bersenang-senang, tapi masih dalam pantauan big boss.

Ya memang tidak semua perusahaan big boss semacamnya akan sampai ikut outing kantor seperti ini, tapi pasti tetap ada perusahaan yang kasusnya demikian.

Jadi alangkah lebih baik bos besar tidak perlu ikut dalam kegiatan seperti ini.

Biarkanlah para karyawan menikmati kebebasan beberapa hari tersebut dalam pengawasan manajer, atau supervisor, atau mandor tiap divisi yang sudah mempunyai chemistry masing-masing antar karyawan, tanpa ada rasa canggung dengan kehadiran big boss dalam kegiatan tersebut.

***
So, itu lah enam hal yang menjadi alasan atau enam cara juga untuk mengatasi rasa ogah-ogahan karyawan untuk mengikuti outing kantor yang perlu diperhatikan versi penulis.

Mohon maaf jika ada ketidaksepakatan opini, atau mungkin ada penambahan opini lainnya bisa komen di artikel ini.

Semoga bermanfaat dan terima kasih atas perhatiannya :)

Salam, @Alfira_2808

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun