Ibu menerima saya "Apa Adanya" bukan "Ada Apanya"
Lanjutan dari operasi di atas, ada pengangkatan salah satu organ tubuh yang berarti. Sehingga dalam hal ini saya mempunyai suatu kekurangan efek dari operasi tersebut yang juga menyebabkan beberapa orang terdekat meninggalkan saya di masa lalu.
Ketika orang lain atau mereka meninggalkan karena suatu kekurangan, namun hanya ibu tempat saya kembali. Tempat jiwa yang selalu setia menerima kekurangan dari anaknya. Ia selalu melambaikan tangan, membuka tangannya dengan lebar agar saya berlari ke arahnya dengan senyuman suka cita.
*
 Seberapa besar peran ibu hingga menjadikan saya sosok yang sekarang ini?
Sangat besar. Tidak terlihat, sangat halus, namun tepat sasaran.
Semua ibu pastinya mengajarkan akhlak yang baik pada anaknya. Ibu saya pun juga demikian. Bukan masalah akhlak yang akan saya bagi melainkan bagaimana pembentukan mental sehingga saya terbentuk menjadi pribadi yang sukses.
1. Mandiri.
Perlu diketahui, bahwa Ayah hanya memberikan fasilitas pendidikan pada saya hanya sampai sekolah menengah pertama (SMP) saja. Setelah itu beliau menyuruh saya berhenti sekolah. Bukan karena faktor ekonomi melainkan masih ada anggapan bahwa perempuan tempatnya di dapur, jadi tidak perlu pendidikan tinggi-tinggi.
Ibu pun melambaikan tangannya dan mengajariku tentang apa arti mandiri, dan bagaimana cara untuk mandiri, hingga kapan waktunya untuk menjadi pribadi yang mandiri.
"Buktikan pada dunia bahwa kamu bisa tanpa bantuan orang lain. Jika kamu inginkan sesuatu, kamu harus bekerja keras sendiri sampai kamu bisa menggapainya. Di situlah kamu akan menemukan arti kata Mandiri yang sesungguhnya"