Mohon tunggu...
Alfira Fembriant
Alfira Fembriant Mohon Tunggu... Lainnya - Instagram : @Alfira_2808

Music Director and Radio Announcer STAR 105.5 FM Pandaan Pasuruan East Java (from 2012 until now) 📻

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ibu Mengantarkan Saya pada Titik Zero to Hero

16 November 2020   10:50 Diperbarui: 16 November 2020   11:07 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alhasil saya pun berusaha keras sendiri untuk bisa sekolah SMA dahulu dengan biaya sendiri. Semasa SMA itu, saya paginya sekolah dan sorenya bekerja. 

Kerjanya pun hanya sebatas menjadi pembantu rumah tangga. Namun hasilnya lumayan bisa buat bayar seragam, buku, uang gedung, SPP, dan lain sebagainya.

Lantas ketika sudah lulus SMA, saya mencoba melamar hanya satu kali pada salah satu perusahaan ternama, dan saya pun diterima.

Bukan hanya itu, berkat akhlak baik yang ibu ajarkan juga membekali saya dalam bertindak di perusahaan. Sehingga dengan kinerja yang bagus, hingga saat ini saya pun dipercaya atau menjabat sebanyak tiga jabatan sekaligus di kantor, bahkan mempunyai salah satu peranan yang sangat penting di perusahaan tersebut.

Dengan kondisi keuangan saya yang membaik, pelan tapi pasti saya tetap melanjutkan pendidikan. Hingga saat ini saya juga sudah mempunyai dua gelar pendidikan untuk bidang ekonomi & manajemen, terlebih semua biaya pendidikan 100% saya bayar dari jerih payah saya sendiri.

2. Berani

Dalam hal ini berani bukan berarti yang jago perang. Melainkan berani untuk melampaui adrenalin dari seorang perempuan.

Perempuan pasti akan takut jika harus keluar rumah sendirian tengah malam. Perempuan juga pasti takut jika melewati tempat-tempat yang gelap, bisa jadi takut hantu atau takut begal.

Namun berkat motivasi beliau tentang ajaran suatu keberanian dalam diri, saya pun pulang kerja sering kali di jadwal jam 12 malam baru pulang juga sering dan tidak takut. Padahal rumah saya masuk plosok desa yang melewati sawah-sawah gelap, tengah malam, bahkan melewati pemakaman umum, saya tidak takut. Namun untuk pemakaman umum ini hanya jalur alternatif ketika jalan utama di desa sedang ada penutupan jalan.

Ibu saya sudah membekali Iman saya dengan baik, jadi saya tidak takut sama sekali meski pulang kerja tengah malam dan melewati pemakaman umum sendirian.

Jiwa yang berani ini lah salah satu tips kesuksesan saya. Berani yang dimaksud adalah:

Berani menaklukkan Rasa Takut dalam diri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun