Seperti disebutkan diatas, wilayah Alai terdapat kampung-kampung penting, seperti disebutkan oleh de roy pada tahun 1790, seperti kampung Pamangkih, kampung palajau, kampung kaminting, kampung Banua Asam, kampung Banua Tengah yang keenam kampung itu berada di sungai labuan Amas, dan kampung Jatuh, kampung Jati yang berada di sungai batang Alai, De Roy menyebut Alai sebagai daerah pertambangan emas di mana seorang Raja yang bergelar Raja Pertambangan Emas berada, Â seorang panglima terkenal bernama Tumenggung Gusti berada dimana istananya berada di banua Asam, dan Seorang Raja berdiam di kampung jatuh, perkampungan tersebut diatas berada disebelah utara dari Danau Bangkau yang hari ini masuk dalam administrasi Kabupaten Hulu Tungai Tengah, disebelah selatan terdapat kampung Amawang dan Karang Jawa yang berada di sungai Amandit hari ini masuk dalam administrasi Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Â
Alai atau batang alai adalah sesuatu yang berbeda, hingga hari ini kita masih kesulitan atau bahkan belum mengetahui arti dari Alai. Sungai Batang Alai merupakan salah satu anak Sungai dari Sungai bahan atau Sungai negara. Dalam bahasa Maanyan "Alai" berarti sesuatu yang dipisah-pisah lalu kemudian di perdagangkan, maka bisa saja ada kemungkinan Sungai batang alai diambil dari pengertian diatas yaitu Sungai tempat berdagang. Dalam bahasa orang Meratus, Alai artinya adalah Sungai, Sungai Alai bermuara di Sungai Bahan atau saat ini lebih dikenal sebagai Sungai Negara dan muara Sungai tersebut tepat berada dijantung kota negara, kota negara yang dahulu merupakan ibukota kerajaan Daha yang ramai dan padat penduduk sebagai sebuah ibukota kerajaan Daha. Muara dari Sungai Batang Alai ini juga disebut dengan Tumbukan Banyu, atau Benturan air, bertumbukan dua aliran Sungai yaitu Sungai tabalong yang datang dari utara dan Sungai alai yang datang dari timur laut, Tumbukan banyu dikenal hingga hari ini.
Â
Penyebutan batang alai dan alai sendiri sepertinya harus diberi perhatian, akan ada perbedaan definisi, batang alai lebih kepada sepesifik sebuah Sungai, penambahan sebutan "batang" memberi pengertian itu sebuah Sungai besar yang dapat dilayari oleh kapal besar dan tidak mendefinisikan kepada Sungai-Sungai kecil atau anak Sungai kecil.[15] Istilah "batang" yang digunakan untuk menyebut Sungai alai menunjukkan kepada Sungai besar yang dapat di layari oleh kapal atau perahu dan mempunyai anak Sungai-anak Sungai, ibarat sebuah batang pohon terhadap cabang ranting-rantingnya, penyebutan Sungai besar dengan tambahan batang ini umum digunakan untuk menyebut Sungai-Sungai besar dan utama di hulu Sungai dan meyerupai dengan beberapa penyebutan Sungai di sumatera timur khususnya daerah jambi dan sumatera selatan. Penyebutan penyertaan "batang" umum bagi Sungai-Sungai di hulu Sungai, dan hampir tidak didapati pada penyebutan Sungai di daerah lain disekitarnya seperti daerah Banjarmasin maupun Martapura.[16]
Â
Penyebutan "Batang" tanpa ditambahi kata Sungai merupakan berarti sebuah Sungai, Istilah mandi di batang, atau batang banyu sama artinya dengan istilah mandi di Sungai, masyarakat mempunyai penyebutan berbagai macam terhadap jenis aliran air dan sumber banyu, guntung, Sungai halus, handil, antasan dan sebagainya
Â
"Sungai" agak umum di definisikan dan ditekankan sebagai Sungai kecil atau anak Sungai bagi batang Sungai atau batang banyu, penyebutan Sungai bagi Sungai Sungai kecil dapat kita lihat dari banyaknya yang digunakan menjadi nama kampung, tapi mereka tidak menyebut Sungai besar sebagai Sungai, tapi menyebutnya sebagai Batang.
Â
Berbeda juga dengan antasan yaitu aliran Sungai yang dibuat oleh manusia yang biasanya menghubungkan dua buah Sungai besar atau batang Sungai. Seperti yang terkenal antasan karias yang menghubungkan Sungai balangan dengan Sungai Batang Alai.