Mohon tunggu...
Andin Alfigenk AnsyarullahNaim
Andin Alfigenk AnsyarullahNaim Mohon Tunggu... biasa saja

orang biasa saja, biasa saja,,,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Klan Aristokrat Hulu Sungai Kalimantan Selatan

2 November 2024   00:22 Diperbarui: 12 Februari 2025   09:28 1239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain kasus sultan Bagus Kusuma, juga ada kasus pemberontakan pada abad ke 18 , seperti Pangeran Purabaya di awal tahun 1700an, setelah itu ada kasus pemberontakan Pangeran Surya dan Pangeran Ahmad yang kemudian menaikkan beberapa pambakal dari Alai yang disebut dengan orang sepuluh, kemudian banyak kasus kerusuhan karena perdagangan lada antara pemimpin di Banua Lima dan sultan yang didukung pasukan VOC di Martapura, salah satu tokoh dari pahuluan yang pernah menjabat sebagai kepala Negara adalah raden Tumenggung Jaya Negara dipertengahan 1745, raden Tumenggung Jaya Negara adalah saudara Abdul Hamid Waliullah, setelah kasus pemberontakan Tumenggung Jaya Negara yang menyerang dan membunuh pedangang China, beliau berhasil ditangkap dengan bantuan VOC, Sebagian keturunan beliau melarikan diri ke Kerajaan Sintang di Kalimantan barat. Kasus pemberontakan pangeran surya dan Ahmad terjadi di tahun 1780an, Selain itu juga ada keluarga besar dari Datu Dipati yang menjadi Pemimpin Orang sepuluh, beliau adalah orang tua dari Tumenggung Dipanata yang kemudian bergelar Raden Adipati danureja. Setelah itu terjadi lagi peperangan dengan Pangeran Amir kakek dari Pangeran Antasari. Dalam banyak pemberontakan tersebut hulu sungai selalu menjadi pemain penting. Dimana Hulu sungai tidak selalu mendukung atau membela Kerajaan Banjar, tapi terkadang juga berdiam diri.

 

Dalam kasus peperangan antara Sultan Banjar dan Pangeran Amir yang melibatkan pasukan Bugis yang mendukung pangeran Amir dan berhasil berlabuh di Tabanio dan mendekati martapura. Tidak terdengar adanya dukungan Hulu Sungai terhadap Sultan. Pasukan Bugis yang diperkirakan berjumlah tiga ribu orang, akan cukup mudah bagi Hulu Sungai untuk memobilisasi ribuan pasukan untuk menjadi lawan seimbang bagi pasukan bugis tersebut, bahkan akan cukup mudah pula untuk mengalahkannya, tapi nyatanya sultan malah hanya mendapat pasukan dari VOC saja, hal ini menggambarkan bahwa hulu sungai tidak selalu mau terlibat dalam perebutan tahta Banjarmasin, informasi berikutnya malah menyebutkan amir ingin bekerjasama dengan seorang Raja alai, meski hal tersebut urung terjadi.

 

Posisi Kerajaan Jatuh pada dasarnya cukup unik, harus diakui memang menjadi salah satu kekuatan yang merestui berdirinya Kesultanan Banjar, bahkan bisa dikatakan Kerajaan Jatuh merupakan kunci dari langgengnya Kesultanan Banjar, perang antara Pangeran Tumenggung sebagai Raja Daha terakhir melawan Pangeran Samudera yang berkolaborasi dengan Pasukan Demak berakhir dengan perdamaian, tidak ada kalah menang dalam pertempuran, yang ada adalah perdamaian dan berhentinya peperangan. Artinya ada kesepatakan politik penting yang telah disepakati.

 

Logika sederhananya adalah jika Pangeran Samudera beserta Pasukan Demak saja tidak bisa mengalahkan pasukan Pangeran tumenggung di Alai, lalu Ketika pasukan Demak pulang ke Jawa, apakah mungkin pasukan Pangeran Samudera bisa bertahan dari serangan pasukan Pangeran Tumenggung tanpa bantuan dari pasukan Demak? Namun rupanya perdamaian itu cukup ditaati oleh kedua belah pihak, dan dari sana lah penulis melihat bahwa Kerajaan jatuh cukup independen berada dipedalaman dan mendukung berdirinya Kesultanan banjar dengan cara tidak mengganggu Kesultanan banjar.

 

Pembuktian kekuatan Kerajaan jatuh bisa lihat pada contoh diatas dalam kasus Sultan Bagus Kusuma yang bersembunyi di Alai tanpa ada gangguan dari Kesultanan banjar, dan kemudian dengan bantuan dari pasukan Kerajaan jatuh berhasil menaklukan Martapura dan kembali mengambil tahtanya yang telah direbut oleh sultan agung. Hal ini menunjukkan kekuatan dari pasukan Kerajaan Jatuh tidaklah surut.

 

Begitu pula dalam kasus pemberontakan Pangeran Surya dan Pangeran Ahmad yang mendapat bantuan dari pasukan Bugis dari pasir, berhasil pula dihancurkan dan diusir oleh pasukan dari Alai. Bahkan dalam rusuh tuntutan tahta sultan banjar dengan Pangeran amir, terdengar kabar Pangeran Amir meminta bantuan Raja di Alai, meski kemudian ditolak.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun