Â
Dari beberapa hal diatas lah, daerah pahuluan dibawah Kerajaan jatuh tidak kehabisan sumber daya manusia untuk militer mereka, dan mempunyai kesiapan logistik untuk peperangan mereka, dan kekayaan berupa emas yang tidak ada habisnya.
Â
Perpolitikan Hulu Sungai
Â
Selama ratusan tahun, Hulu Sungai merupakan wilayah yang pengaruhnya menjadi rebutan, disana lah peran dari bangsawan Hulu Sungai juga kemudian menjadi penting, mereka terkadang terseret dalam arus perpolitikan regional. Meski Kerajaan jatuh mungkin bisa disebut sebagai kerajaan dengan luas wilayah yang kecil, namun mempunyai beberapa kelebihan seperti jumlah penduduk yang banyak, bentang alam yang mendukung, dan sumber daya dan tradisi militer yang lebih agresif dari wilayah sekitarnya, dan pengaruhnya sebagai keturunan langsung Kerajaan Daha yang belum pupus. Melihat pulau kalimantan yang mempunyai wilayah sangat luas tapi dengan penduduk sangat sedikit tentunya akan menjadi catatan sendiri dalam melihat persilangan pengaruh antara pusat-pusat politik dan militer di pulau Kalimantan yang tidak sama dengan pulau lain, misal dengan Pulau Jawa.
Â
Dalam sejarah lama seeprti dijelaskan sebelumnya dimana pasukan yang dipimpin pangeran Samudera dan Pasukan Demak tidak mampu mengalahkan Pasukan Pangeran Tumenggung yang bertahan di Alai, sehingga terjadilah perdamaian dan pembagian wilayah dimana Alai tetap dikuasai oleh Pangeran Tumenggung. Gambaran mengenai tradisi militer ini tersurat sekaligus tersurat dalam beberapa informasi tertulis maupun sejarah serta tradisi lokal yang masih hidup. Hingga hari ini wilayah Alai atau pahuluan yang meliputi daerah Hulu sungai Tengah Dan Hulu Sungai Selatan bisa disebut masih menjadi wilayah dengan karakter penduduk yang lebih agresif dari wilayah sekitar, mempunyai tradisi dan budaya yang masih hidup dalam hal mempertahankan diri ataupun menyerang orang atau kelompok lain yang bertikai dengan mereka, mereka cukup familiar dengan berbagai jenis senjata traditional, setia kawan dan berani mengambil resiko apapun dalam mempertahankan prinsip pribadi, kelompok atau wilayahnya, hal ini mengindikasikan sangat dekatnya hal tersebut dengan tradisi militer tradisional, hal tersebut terkonfirmasi misalnya dalam perang Hulu sungai tahun 1860an bergejolak selama dan perang kemerdekaan Indonesia tahun 1945-1949 dan dilanjutkan dengan pemberontakan DI/TII Ibnu Hajar dimana pahuluan menjadi pusat episintrum perlawanan paling utama.
 Semenjak runtuhnya Kerajaan Daha, Hulu Sungai sebenarnya penuh dengan gejolak politik, meski Hulu Sungai telah terbagi dalam dua pembagian kekuasaan antara Kerajaan Banjar yang menguasai Banua Lima dan wilayah Pahuluan yang dikuasai oleh Kerajaan Jatuh. Kemudian pada pertengahan 1600an Salah satu yang terkenal adalah cerita dari seorang sultan dari Banjarmasin yang berlindung ke Alai, yaitu sultan Bagus Kusuma yang bersembunyi selama beberapa tahun di Kerajaan Jatuh di Alai. Tidak ada pasukan dari luar yang berani masuk atau menyerang Kerajaan Jatuh saat itu. Malahan Sultan Bagus Kusuma Bersama pasukan Alai menyerang Martapura dan berhasil mengalahkan pasukan Sultan Agung, sehingga Sultan bagus Kusuma berhasil merebut tahtanya Kembali. Cerita ini sebenarnya belum berhasil penulis dapatkan data otentiknya selain hanya cerita sahaja.
Â