Mengutamakan kolaborasi dan dialog
Aristoteles percaya bahwa manusia adalah makhluk sosial dan kolaborasi adalah kunci kepemimpinan yang efektif pemimpin harus mendengarkan dan menghargai perspektif orang lain serta bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Ini bisa dilakukan dengan mengadakan rapat rutin untuk mendiskusikan masalah-masalah dan solusi dengan tim, mendorong tim untuk mengeluarkan bide-ide inovatif. Dengan adanya hal ini maka pemimpin memastikan setiap anggota tim merasa didengar dan dihargai.
Fleksibilitas dan adaptabilitas
Dalam dunia yang terus berubah, pemimpin harus bisa beradaptasi dengan cepat titik pemimpin yang adaptif dapat menyesuaikan strategi mereka sesuai perubahan yang terjadi di lingkungan dan kebutuhan titik contohnya, ketika ada perubahan pasar yang signifikan, pemimpin harus mampu menyesuaikan rencana bisnis mereka agar tetap relevan dan kompetitif.
Membimbing tim menuju eudaimonia
Menurut Aristoteles tujuan utama kepemimpinan adalah membantu tim mencapai eudemonia, atau kehidupan yang bermakna dan terpenuhi titik pemimpin harus menetapkan tujuan yang lebih besar dari sekedar keuntungan finansial dan menginspirasi tim untuk bekerja keras demi tujuan bersama tersebut.
Contoh: mempromosikan keseimbangan kehidupan kerja, memberi penghargaan atas pencapaian dan menciptakan lingkungan kerja yang positif dan mendukung.
Menjadi teladan
Pemimpin harus menjadi contoh yang baik bagi tim. Ini berarti tidak hanya berbicara tentang kebajikan dan nilai-nilai etis tetapi juga memperhatikan melalui tindakan yang dilakukan sehari-hari. Contohnya menunjukkan ketekunan, kerja keras dan dedikasi dalam setiap tugas yang dilaksanakan.
Mendorong pengembangan diri
Pemimpin harus mendukung pengembangan diri bagi setiap anggota tim. ini bisa dilakukan dengan menyediakan pelatihan dan kesempatan belajar, memberi umpan balik konstruktif dan mendorong anggota tim untuk mengambil tantangan baru yang dapat meningkatkan keterampilan mereka.