Aksi adalah tahap di mana seseorang mulai menerapkan nilai-nilai yang telah diinternalisasi dalam tindakan nyata mereka. Ini melibatkan langkah-langkah konkret untuk bertindak sesuai dengan nilai-nilai tersebut.
Contoh;
Anak yang memahami pentingnya kejujuran mulai menerapkan nilai tersebut dalam tindakan sehari-hari. Misalnya, mereka memilih untuk jujur Ketika ditanya tentang hasil ujian mereka atau mengakui kesalahan mereka kepada teman-temannya.
- Habit ( Kebiasaan )
Kebiasaan adalah tahap terakhir di mana tindakan yang dilakukan berulang kali menjadi kebiasaan yang otomatis. Menurut Aristoteles, kebiasaan adalah kunci untuk menjadi manusi baik karena tindakan yang baik harus dilakukan secara konsisten, bukan hanya sesekali.
Contoh:
Setelah melalui proses imitasi, internalisasi, dan aksi, kejujuran menjadi kebiasaan bagi anak tersebut. Mereka tidak perlu berpikir dua kali untuk jujur dalam setiap situasi karena kejujuran telah menjadi bagian dari karakter mereka. Ini berarti mereka akan terus bertindak jujur dalam berbagai aspek kehidupan mereka, dari hubungan pribadi hingga profesional.
Selanjutnya, menerapakan gaya kepemimpinan Aristoteles itu memiliki beberapa keunggulan yang akan dijelaskan dibawah ini :
Mengaplikasikan Phronesis (Kebijaksanaan praktis)
Pironesis adalah kemampuan untuk membuat keputusan yang bijaksana berdasarkan situasi dan pengalaman praktik. Dalam praktik kepemimpinan ini berarti selalu mengevaluasi situasi secara menyeluruh sebelum bertindak contoh dari memahami dan mengaplikasikan pironesis adalah saat menghadapi krisis pemimpin harus mempertimbangkan semua aspek dan dampak dari tindakan yang akan diambil lalu memilih solusi yang paling tepat bijaksana dan etis.
Menjadi pemimpin yang beretika baik
Aristoteles menekankan pentingnya kebajikan dan moral dalam kepemimpinan. Pemimpin harus memiliki integritas kejujuran keadilan dan sifat kebajikan lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari, ini diwujudkan dengan selalu berpegang pada prinsip moral bahkan dalam situasi penuh tekanan titik contoh tidak melakukan korupsi atau penyalahgunaan kekuasaan meskipun ada kesempatan pemimpin yang beretika membangun kepercayaan dan rasa hormat dari tim yang bekerja sama dan juga masyarakat luas agar mereka tidak merasa dibohongi dan tidak merasa salah memilih pemimpin.