"Apa intinya ?" Tanyaku.
        "Jika mereka tidak berhasil mengalahkan kita dalam waktu kurang dari satu jam, mereka akan berubah menjadi mayat hidup yang siap memakan kita hidup -- hidup."
        "Apakah kau ingin mengatakan bahwa mereka adalah zombie ?"
        CRAAT !
        Aku menebas leher salah satu musuh yang hendak menyerang Tammy dari belakang.
        "Semacam itu. Mungkin istilah itu memang cocok untuk menggambarkan mereka. Salah satu tanda dari gejalanya adalah mendung gelap disertai dengan suara petir yang menggelegar. Setelah itu, yang mati akan bangkit dan yang masih bertahan, ia takkan mati walaupun jantung mereka ditusuk dan kepala mereka dipenggal."
        DUAR !
        Suara tembakan Mia kembali terdengar.
        "Jika memang begitu, sebaiknya kau segera menarik mundur tim ke dalam benteng sebelum terlambat. Aku akan menjaga jalur kembalimu." Kataku menyarankan Tammy.
        Tammy mengangguk dan segera begegas mundur ke gerbang benteng. Aku melindungi jalur Tammy di belakangnya. Beberapa musuh menembakkan senapannya ke arah Tammy. Dengan cepat aku memotong peluru -- peluru tersebut dengan pedangku.
        Pasukan musuh semakin mendesakku hingga aku merasa cukup kewalahan menahan dan membalas serangan mereka. Saat Tammy telah sampai di depan gerbang, aku langsung menghujamkan pedangku ke tanah. Beberapa pasukan yang berada di dekatku langsung terpental terkena energi yang kualirkan pada pedangku.