Mohon tunggu...
alfiannur_gufron
alfiannur_gufron Mohon Tunggu... Guru - Guru di Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 6

Hobi : Menulis, membaca, foto dan videografi, basket, mengajar, belajar bahasa baru, dll. Kepribadian : INTP-T Topik konten favorit : Opini, cerpen, jurnalistik, puisi, kalam islami

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Sang Elang (Bab 9)

22 Agustus 2023   07:30 Diperbarui: 22 Agustus 2023   07:48 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

                "Apa intinya ?" Tanyaku.

                "Jika mereka tidak berhasil mengalahkan kita dalam waktu kurang dari satu jam, mereka akan berubah menjadi mayat hidup yang siap memakan kita hidup -- hidup."

                "Apakah kau ingin mengatakan bahwa mereka adalah zombie ?"

                CRAAT !

                Aku menebas leher salah satu musuh yang hendak menyerang Tammy dari belakang.

                "Semacam itu. Mungkin istilah itu memang cocok untuk menggambarkan mereka. Salah satu tanda dari gejalanya adalah mendung gelap disertai dengan suara petir yang menggelegar. Setelah itu, yang mati akan bangkit dan yang masih bertahan, ia takkan mati walaupun jantung mereka ditusuk dan kepala mereka dipenggal."

                DUAR !

                Suara tembakan Mia kembali terdengar.

                "Jika memang begitu, sebaiknya kau segera menarik mundur tim ke dalam benteng sebelum terlambat. Aku akan menjaga jalur kembalimu." Kataku menyarankan Tammy.

                Tammy mengangguk dan segera begegas mundur ke gerbang benteng. Aku melindungi jalur Tammy di belakangnya. Beberapa musuh menembakkan senapannya ke arah Tammy. Dengan cepat aku memotong peluru -- peluru tersebut dengan pedangku.

                Pasukan musuh semakin mendesakku hingga aku merasa cukup kewalahan menahan dan membalas serangan mereka. Saat Tammy telah sampai di depan gerbang, aku langsung menghujamkan pedangku ke tanah. Beberapa pasukan yang berada di dekatku langsung terpental terkena energi yang kualirkan pada pedangku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun