Mohon tunggu...
alfiannur_gufron
alfiannur_gufron Mohon Tunggu... Guru - Guru di Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 6

Hobi : Menulis, membaca, foto dan videografi, basket, mengajar, belajar bahasa baru, dll. Kepribadian : INTP-T Topik konten favorit : Opini, cerpen, jurnalistik, puisi, kalam islami

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Sang Elang (Bab 9)

22 Agustus 2023   07:30 Diperbarui: 22 Agustus 2023   07:48 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

"Bawa mereka ke tempat aman !"

Suara teriakan Hanran yang masih berada di luar benteng membuatku sangat terkejut. Tetapi, yang membuatku lebih terkejut, pasukan ini menuruti perintah Hanran tanpa sedikitpun mengkhawatirkannya.

"Hei, prajurit ! Bukankah Hanran dan Cold Eye masih berada di luar benteng ?! Kenapa kalian mengunci gerbangnya ?!" Teriak Jenderal Pan marah kepada beberapa pasukan penjaga yang mulai membawa kami menjauhi gerbang. "Kami tidak akan pergi sebelum Hanran dan Cold Eye masuk !"

"Jenderal Pan ! Bukan waktunnya untuk keras kepala sekarang ! Ikuti instruksi pasukan penjaga terlebih dahulu. Biar nanti kujelaskan setelah semuanya berakhir !" Teriak Em dari luar.

Kami pun memutuskan untuk mengikuti kata -- kata Em dan Hanran, meskipun ingin membantah sekali lagi. Pasukan penjaga segera membuat formasi pertahanan di belakang kami dan membawa kami ke tempat aman, yang entah dimana tempat itu. Hal terakhir yang kulihat adalah, pasukan musuh menyerang mereka berdua dengan buas seperti hewan liar, berusaha menerobos pertahanan.

OoOoOoO

                "Ada sesuatu yang ingin kukatakan kepadamu tentang pasukan ini." Kata Tammy sambil membalas serangan musuh. "Mereka adalah pasukan kelompok Platinum Force. Lebih tepatnya milik X Enigma atau dengan kode nama Volcano Dragon."

                DUAR !

                Aku tetap diam mendengarkan sembari terus menahan dan membalas serangan musuh yang terus berdatangan.

                "Pertarungan ini sia -- sia, Minera. Mereka seakan -- akan tidak bisa mati walaupun kita telah menghancurkan tubuh mereka. Pasukan ini hasil uji coba dari laboratorium genetika milik Platinum Force. Bahaya jika kita terus menahan mereka lebih lama." Lanjutnya.

                Aku paham dengan perkataan Tammy. Mereka memang kuat dan seperti tidak merasakan takut ataupun sakit. Diluar dugaanku, pasukan khusus yang menahan mereka, telah dikalahkan hingga menyisakan empat orang yang berhasil kabur menghindari mereka. Mereka menggambarkan musuh persis seperti apa yang telah Tammy katakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun