"Bagaimana mungkin kau tahu namaku ?" Refleks kutanyakan hal bodoh ketika ia menyebut namaku sambil menyerahkan sebuah kartu nama milikku. "Oh, dari kartu namaku."
        Tetapi, aku merasakan sesuatu yang familiar dengan suaranya. Seperti pernah mendengar suara perempuan itu sebelumnya.
        BOOM !!
Suara ledakan terdengar di kejauhan bersamaan dengan terlihatnya asap hitam pekat yang membumbung tinggi ke udara. Terlihat ada sekelompok orang yang tiba -- tiba menyerang mereka. Aku melirik ke arah Ed. Ia tersenyum kecil melihatku terkejut.
"Kau memang pandai menyiapkan segala kejutan ini, Cold Eye. Pantas saja, orang -- orang yang mengenalmu sangat percaya dan setia pada kelompokmu. Kau memang pemuda dengan bakat yang sangat istimewa." Ucap Hanran memuji Em.
"Bukankah kejutan itu sangat indah, nona ?"
Terdengar lagi sebuah suara berbicara kepadaku. Aku tidak ingat pernah mendengar suaranya. Tapi, aku tetap merasa bahwa sebelumnya pernah melakukan percakapan seperti ini, meskipun sekarang bahkan aku tidak bisa mengingatnya.
"Siapa kau ? Kenapa kau bisa masuk ke dalam pikiranku ?"
"Siapa aku itu tidak penting. Lebih baik kau hanya perlu mendengarkan saat aku berbicara kepadamu."
Aku menelan ludah. Tubuhku merinding mendengar suaranya yang berubah menjadi tidak seramah sebelumnya. Aku bergegas melupakannya. Musuh berhasil menerobos barikade pasukan misterius di depan. Mereka mulai bergerak dengan cepat ke arah kami.
Hanran melompat maju dan melesat ke arah mereka terlebih dahulu. Kemudian disusul oleh Em dan yang lainnya, termasuk diriku. Kami berpencar ke timur dan barat untuk menghindari formasi mereka yang berusaha mengepung benteng.