Mohon tunggu...
Meirri Alfianto
Meirri Alfianto Mohon Tunggu... Insinyur - Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Ajining diri dumunung aneng lathi (kualitas diri seseorang tercermin melalui ucapannya). Saya orang teknik yang cinta dengan dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

"Ojo Nangis", Satu Lagi Lagu Patah Hati yang Nangkring di Tangga Terpopuler

29 September 2021   16:17 Diperbarui: 29 September 2021   16:22 1085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Denny Caknan (kanan) dan Ndarboy Genk (kiri) dalam cuplikan videoklip Ojo Nangis. Gambar: jombangupdate.pikiran-rakyat.com

Sanadyan lara hati tetep dijogeti

(Sekalipun sedang sakit hati tetap dijogeti)

Begitu pesan Maestro Campursari Almarhum Didi Kempot di panggung konsernya.

Tema patah hati memang selalu menarik. Siapakah manusia di dunia ini yang tak pernah merasakan patah hati? Semuanya pasti pernah. Dikecewakan, didustai, dikhianati hingga ditinggalkan. 

Patah hati sekecil apapun bentuknya saya yakin semua orang pernah merasakan. Oleh karena itulah kemudian tembang-tembang patah hati selalu mendapatkan tempat tersendiri di telinga pendengarnya.

Baiklah, nama almarhum Pakde Didi Kempot jelaslah sudah tidak asing lagi. Namanya begitu berkibar dikancah musik nasional. Lagu-lagunya tidak hanya dikenal dikalangan masyarakat Jawa tetapi sudah menembus belantika musik nasional. Ia bukan lagi seniman lokal. Ia bahkan menjadi seorang legenda. Walaupun fisiknya sudah tidak ada lagi, namun karyanya tetap lestari.

Selepas berpulangnya Didi Kempot, mulai bermunculan musisi-musisi “pengganti”, yakni mereka yang mencoba terjun dalam tembang pop Jawa. 

Anak-anak muda yang sesungguhnya seperti melawan arus karena mereka yang tetap mencoba mengangkat bahasa daerah ditengah mulai asingnya bahasa daerah yang notabene merupakan budaya sendiri di kalangan anak-anak muda. 

Mari tengok misalnya, anak-anak muda di Jawa itu sudah lebih banyak yang menggunakan bahasa Indonesia dalam kesehariannya ketimbang bahasa daerah. Tentu saja tidak ada yang salah dengan itu. Yang salah adalah bila kemudian bahasa daerah itu dilupakan. 

Banyak yang bahkan tidak paham dengan bahasa daerah sendiri. Hal sederhananya, coba anak-anak ini diminta menonton pertunjukan wayang atau ketoprak, apakah mereka mengerti atau malah pusing karena tidak tahu arti dialognya?

Adalah Helarius Daru Indrajaya atau yang lebih dikenal dengan nama panggung Ndarboy Genk dan Deni Setiawan yang lebih populer dikenal dengan nama Denny Caknan

Dua pemuda ini disebut-sebut merupakan musisi penerus Didi Kempot. Kemunculan mereka merupakan angin segar ditengah kurang populernya budaya daerah bagi kaum muda. 

Salut karena keduanya memilih untuk berada di jalur Pop Jawa yang sebenarnya potensi untuk terkenal itu lebih susah daripada mereka yang berada di jalur pop berbahasa Indonesia. 

Tetapi yang luar biasa, mereka bisa sukses dengan membawa lagu-lagu berbahasa Jawa. Secara tidak langsung, mereka kembali mendekatkan kebudayaan Jawa kepada para penikmat musiknya yang sebagian besar merupakan anak-anak muda.

Ndarboy Genk dan Denny Caknan sejatinya memang penyanyi solo. Sebelum berkolaborasi, masing-masing dari mereka memang sudah mempunyai nama besar dengan karya-karya single mereka. 

Kali ini keduanya menampilkan kolaborasi yang menawan. Setelah sukses dengan tembang Mendung Tanpo Udan, kali ini mereka kembali menggebrak dengan single berjudul Ojo Nangis

Single ini merupakan ciptaan Ndarboy Genk sendiri yang sebelumnya sudah dinyanyikan oleh penciptanya secara solo. Ojo Nangis adalah tembang bertemakan patah hati yang sekali lagi meledak. 

Video musiknya bahkan masuk trending di Youtube. Hingga tulisan ini dibuat, video musik Ojo Nangis sudah disaksikan oleh 10,8 juta viewers sejak video ini dirilis pada 1 September 2021. 

Itu artinya baru empat minggu yang lalu. Pada 8 September lalu bahkan Ojo Nangis sempat menempati urutaan pertama trending Youtube dengan 4 juta viewers.

Ojo Nangis, apa menariknya?

Bagi para penikmat lagu-lagu berbahasa Jawa, Ojo Nangis memiliki lirik ringan dengan bahasa-bahasa khas tongkrongan di angkringan. Tak sulit untuk memahami artinya sehingga syair tersebut bisa langsung mengena. Mari simak lirik sekaligus terjemahan berikut:

Mbiyen mbok perjuangke (Dulu kau perjuangkan)

Saiki mbok sia-siake (Kini kau siakan)

Aku sing s'lalu ono pas kowe loro (Aku yang selalu ada saat kau dilanda lara)

Pas kowe durung sopo-sopo (Saat kau belum jadi siapa-siapa)

 

Aku wis njogo ati (Daku sudah menjaga hati)

Kowe dolanan ning mburi (Kau bermain di belakangku)

Kabeh sing tak perjuangke sio-sio (Semua yang kuperjuangkan sia-sia)

Kowe milih karo sing luwih mulyo (Kau memilih dia yang lebih kaya)

 

Mesakke atiku yen tak teruske ro kowe (Kasihan hatiku jika terus bersamamu)

Mending pisah, aku wis ra betah (Lebih baik pisah, aku sudah tak tahan)

Wis kebacut getun kulo nderek langkung (Terlanjur patah hati, saatnya aku undur diri)

Tresno wis rampung (Cinta telah usai)

 

Ojo nangis  (Jangan menangis)

Sing uwis, yo uwis (Yang telah berakhir, biarlah berakhir)

Sing ilang, ben ilang (Yang hilang, biarlah lenyap)

Cukup aku kelaran-laran (Sudah cukup aku terluka)

 

Aku nyerah  (Aku menyerah)

Sing bubrah, ben bubrah (Yang terlah hancur, biarkan ambyar)

Kowe bakal ngerti larane (Kelak kau akan tahu betapa sakitnya)

Naliko ditinggal pas jeru-jerune (Dicampakkan saat sedang sayang-sayangnya)

 

Kudune ngati-ati (Mestinya hati-hati)

Opo maneh yen bab ati (Apalagi jika menyangkut urusan hati)

Kudu mlaku dhewe-dhewe (Sudah sepatutnya jalan sendiri-sendiri)

Larane tak tanggung dhewe (Biarkan luka kutanggung seorang diri)

Liriknya bikin ambyar bukan? Kalau yang lagi patah hati mungkin bisa nangis dengar lagu ini. Denny Caknan dan Ndarboy Genk memang jago membangkitkan sisi melankolis pendengarnya. 

Ojo nangis sendiri berkisah tentang seseorang yang patah hati karena ditinggalkan oleh sang pujaan hati. Sedih, sesal, kecewa, dan ada rasa dikhianati. 

Padahal ia sendiri sudah sekuat tenaga untuk setia dengan menjaga hati. Ia ditinggal saat kondisi sedang sayang-sayangnya. Maka lagu ini merupakan jeritan nelangsa seseorang yang sedang patah hati.

Selain lirik lagunya yang mengena, Ojo Nangis karya kolaborasi ini juga diaransemen dengan asyik dan enak didengar. Musik yang mengalun pelan di awal kemudian disusul dengan tabuhan kendang khas dangdut koplo dibagian tengah hingga akhir. 

Alunan dangdut koplo yang modern karena dibingkai dengan kolaborasi biola dan gitar kentrung (semacam ukulele) yang sering dipakai dalam musik-musik keroncong 

Secara keseluruhan, karya musik ini apik. Memberikan suguhan hiburan yang enak didengar sekedar untuk melepas penat. Recommended! 

Bagi yang belum sempat melihat videoklipnya, sila nikmati melalui video berikut.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun