Bagaimana bila anak ingin menjadi atlet? Saya tidak membatasi hanya bulutangkis namun atlet olahraga secara umum meskipun yang menjadi inspirasi adalah atlet bulutangkis, Greysia Polii. Bagaimana para orang tua menyikapinya?
Pertama-tama, dukunglah keinginan anak.Â
Minimal anak sudah mempunyai keinginan dan motivasi yang baik. Ada sosok panutan yang baik dalam pandangannya.Â
Ingat, sosok panutan itu bagi anak mungkin bisa menjadi sosok yang diikuti baik secara karakter, sikap, serta rekam jejaknya. Tetapi meski memiliki sosok panutan, ajarkan anak untuk selalu menjadi diri sendiri.
Kedua, kenali minat dan bakat anak.
Bulutangkis atau olahraga apapun saya kira membutuhkan bakat khusus apabila ingin sukses. Selain itu harus dimulai sedini mungkin. Sebagai orang tua tentu saja kita ingin anak kita tidak sekedar meramaikan, tetapi sukses dibidangnya.Â
Maka peran orang tua adalah mengenali potensi anak. Bila memang ia berbakat di jalur olahraga bulutangkis, coba daftarkan untuk mengikuti pelatihan. Setidaknya melalui pelatihan dan kompetisi, orang tua akan dapat melihat sejauh mana potensi anak.
Ketiga, temani anak berjuang
Orang tua Greysia Polii pindah ke Jakarta saat anaknya berusia 8 tahun demi bisa bergabung dengan Klub bulutangkis Jaya Raya. Sebesar itulah pengorbanan orang tua bila ingin anaknya menjadi juara.Â
Kehadiran orang tua merupakan hal yang sangat penting. Sempatkan waktu untuk mengiring langkahnya. Dampingi anak dalam berjuang meraih cita. Dukung dalam latihan dan kejuaraan. Penting juga untuk menyediakan nutrisi yang dibutuhkan untuk menunjang keberhasilannya.
Keempat, bangkitkan terus motivasi dalam diri anak