Setelah memanfaatkan akal sehat, berilah kebebasan diri untuk memutuskan apakah kebenaran dari yang Anda dengar dan saksikan itu ada.
Contoh yang sangat sederhana. Misalnya orang tua di rumah menyatakan bahwa Anda adalah orang yang malas karena tidak merapikan baju keluarga. Cobalah renungi berdasarkan situasi yang dihadapi saat itu. Apakah ada hal penting yang saat itu dikerjakan atau badan Anda tidak memungkinkan untuk melakukan kegiatan lain karena mengalami gejala demam?
Kemudian, berilah waktu untuk mengenal diri sendiri. Dominanan manusia hanya sekadar mengenal bukan mengenal utuh yang sesungguhnya. Koneksikan dengan akal, hati, alam, dan Tuhan melalui meditasi. Bersihkan diri Anda dengan niat baik demi membangun kehidupan yang jauh dari lingkungan tidak nyaman. Gunakan musik alam atau doa pada kesunyian malam. Namun, meditasi bukan terbatas pada duduk dan memejamkan mata. Penulis percaya bahwa setiap kegiatan manusia adalah meditasi.
Dengan syarat, fokus pada masa sekarang dengan penuh cinta. Anda meminum teh, nikmati harum dan segarnya teh. Sembari itu, temukan diri melalui mencatat sesuatu tentang segala kejujuran hati Anda. Seperti membuang emosi pada tempatnya, yaitu mencatat di buku dan menggunakan pulpen sehingga emosi tersalur dengan baik.
Membaca kontrol diri membutuhkan keterampilan. Lalu, disertai kesadaran bahwa diri sendiri layak menerima segala hal yang membuat damai. Biarkan kehidupan berjalan bagaimana mestinya menurut alam dan Tuhan. Anda hanya bisa mengontrol perilaku dengan percaya pada hal yang baik, menganalisis suatu hal, dan memutuskan mana yang membuat diri murni damai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H