Mohon tunggu...
Zakki Alfarhan
Zakki Alfarhan Mohon Tunggu... Freelancer - Activis - Jusnalis

Seorang Pemuda kampung yang memiliki mimpi besar, mencoba lakukan hal terbaik dalam ruang ruang kebermanfaatan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

10 Alasan Mengapa Hari Buruh Harus Dihapus

1 Mei 2023   11:31 Diperbarui: 1 Mei 2023   11:44 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setiap tanggal 1 Mei diperingati sebagai Hari Buruh sedunia. Hari ini diperingati sebagai penghormatan dan pengakuan atas perjuangan para pekerja dan buruh dalam memperjuangkan hak-haknya.

Tanggal ini dipilih untuk memperingati tragedi Haymarket pada tahun 1886 di Chicago, Amerika Serikat, ketika para pekerja yang sedang mogok kerja menuntut hak-hak buruhnya ditembak oleh polisi. Dalam peristiwa tersebut, delapan pekerja tewas dan banyak lainnya terluka.

Hari Buruh sebenarnya bukan hanya diperingati sebagai hari libur semata, tetapi lebih dari itu, hari ini harus dijadikan momen refleksi bersama untuk mengingat perjuangan para pekerja dan buruh dalam menuntut hak-hak mereka, serta untuk menegaskan kembali pentingnya perlindungan hak-hak pekerja dan buruh di masa depan.

Perjuangan kelas pekerja tidak bisa dilepaskan dari sejarah peradaban manusia. Sejak zaman kuno, sudah terdapat kelompok pekerja yang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Namun, perjuangan pekerja mulai menjadi penting pada abad ke-18 saat revolusi industri terjadi di Eropa dan Amerika Utara. Revolusi industri membuat buruh dan pekerja bekerja dalam kondisi yang sangat buruk.

Mereka bekerja dalam waktu yang lama, tidak ada jaminan kesehatan dan keselamatan, serta upah yang sangat rendah. Hal tersebut menjadi penyebab terjadinya perjuangan kelas pekerja pada masa itu.

Perjuangan kelas pekerja terus berlanjut hingga abad ke-20. Pada abad ke-20, perjuangan kelas pekerja semakin intens karena kemajuan teknologi dan semakin banyaknya pabrik dan industri yang berkembang. Hal ini membuat banyak pekerja terpaksa bekerja dalam kondisi yang semakin buruk.

Namun, perjuangan kelas pekerja membuahkan hasil pada abad ke-20. Banyak negara yang memberikan hak-hak dan perlindungan bagi pekerja dan buruh, seperti hak untuk mogok, hak untuk berorganisasi, hak untuk mendapatkan upah yang layak, dan hak untuk mendapatkan perlindungan kesehatan dan keselamatan.

Namun, perjuangan kelas pekerja tidak boleh berhenti sampai di situ saja. Masih banyak pekerja dan buruh yang belum mendapatkan hak-hak yang layak. Perlindungan hak-hak pekerja dan buruh harus ditingkatkan agar kondisi kerja dan upah yang layak dapat diterima oleh semua pekerja dan buruh.

Selain itu, perjuangan kelas pekerja juga harus mengambil perspektif lingkungan, di mana hak pekerja dan buruh tidak boleh dikorbankan demi kepentingan lingkungan dan keseimbangan ekosistem.

Namun, seiring berjalannya waktu, perayaan ini seringkali kehilangan makna dan hanya dijadikan sebagai hari libur semata. Bahkan, beberapa orang menyebutkan bahwa Hari Buruh seharusnya dihapuskan karena beberapa alasan. Apa saja alasan-alasan tersebut?

Berikut ini adalah 10 alasan mengapa Hari Buruh harus dihapus.

1. Tidak Diperlukan Lagi

Hari Buruh dirayakan sebagai bentuk peringatan atas perjuangan pekerja di masa lalu. Namun, saat ini pekerjaan sudah lebih baik diatur dan diawasi oleh undang-undang dan lembaga yang bertanggung jawab.

Oleh karena itu, Hari Buruh sebenarnya sudah tidak diperlukan lagi.

2. Kurang Efektif dalam Menyelesaikan Masalah Pekerja

Peringatan Hari Buruh setiap tahun sebenarnya tidak efektif dalam menyelesaikan masalah pekerja. Hari Buruh lebih banyak dirayakan sebagai acara formal yang biasanya dihadiri oleh pejabat pemerintah dan pekerja.

Sementara itu, masalah pekerja masih banyak yang tidak terselesaikan secara efektif.

3. Sudah Terlalu Komersial

Peringatan Hari Buruh seharusnya merayakan perjuangan pekerja, namun belakangan ini perayaan Hari Buruh semakin terlihat komersial.

Banyak perusahaan yang menawarkan diskon dan promosi di Hari Buruh, bahkan beberapa toko buka 24 jam. Hal ini justru menghilangkan makna dari peringatan Hari Buruh.

4. Menambah Beban Perusahaan

Bagi perusahaan, Hari Buruh justru menjadi beban karena mereka harus membayar upah pekerja yang tidak bekerja. Selain itu, beberapa pekerja justru memanfaatkan Hari Buruh untuk melakukan mogok kerja, yang bisa merugikan perusahaan.

5. Menimbulkan Kebosanan

Perayaan Hari Buruh yang diisi dengan pidato formal dan sambutan dari pejabat pemerintah justru menimbulkan kebosanan bagi para pekerja. Alih-alih merayakan perjuangan pekerja, mereka justru dihadapkan pada acara yang monoton.

6. Memperkuat Perpecahan Kelas

Peringatan Hari Buruh seharusnya menjadi ajang solidaritas dan persatuan antara pekerja. Namun, belakangan ini perayaan Hari Buruh justru menjadi ajang perpecahan kelas. Ada pekerja yang merayakannya dengan merasa bangga sebagai bagian dari kelas pekerja, namun ada juga yang merasa tersingkir dan tidak termasuk dalam kelas pekerja.

7. Tidak Meningkatkan Kualitas Pendidikan

Sekolah-sekolah seringkali memperingati Hari Buruh dengan memberikan tugas yang tidak terlalu berkaitan dengan tema Hari Buruh. Hal ini tidak meningkatkan kualitas pendidikan dan tidak memberikan pemahaman yang memadai kepada para siswa mengenai arti penting dari perjuangan pekerja.

8. Terkesan Menjustifikasi Kebijakan Negatif

Di beberapa negara, Hari Buruh seringkali dijadikan ajang protes terhadap kebijakan negara yang dianggap merugikan pekerja.

Namun, hal ini terkesan sebagai upaya untuk menjustifikasi kebijakan negatif dan tidak konstruktif dalam mencari solusi atas masalah tersebut.

9. Tidak Memperbaiki Kondisi Kerja

Perayaan Hari Buruh setiap tahun seharusnya menjadi momentum untuk memperbaiki kondisi kerja yang buruk bagi para pekerja. Namun, belakangan ini perayaan Hari Buruh lebih terfokus pada perayaan formal tanpa upaya konkret untuk memperbaiki kondisi kerja yang buruk.

10. Seharusnya Berganti dengan Perayaan Lain

Hari Buruh seharusnya diganti dengan perayaan lain yang lebih memadai dalam merayakan perjuangan pekerja. Misalnya, perayaan yang lebih menekankan pada solidaritas antar pekerja atau ajang diskusi dan sharing mengenai masalah pekerja.

Berdasarkan alasan-alasan di atas, ada beberapa pertimbangan untuk menghapus Hari Buruh sebagai perayaan tahunan. Namun, meskipun ada alasan-alasan yang memperkuat argumen untuk menghapus Hari Buruh, kita tetap harus ingat bahwa perjuangan pekerja tetap harus dihargai dan dihormati.

Oleh karena itu, perlu ada bentuk perayaan atau momentum lain yang lebih memadai untuk merayakan perjuangan dan kontribusi pekerja di seluruh dunia.

Meskipun Hari Buruh tidak lagi menjadi perayaan yang relevan, semangat perjuangan yang dilakukan para pekerja untuk memperjuangkan hak dan kepentingannya tetap harus dipertahankan.

Para pekerja harus tetap berjuang untuk mencapai kondisi kerja yang adil dan layak. Mereka juga harus memperjuangkan hak-hak dasar seperti upah yang cukup, jaminan sosial, kesehatan dan keselamatan kerja, serta kesempatan untuk mengembangkan diri dan memperbaiki kualitas hidup.

Untuk menggelorakan semangat perjuangan bagi kelas pekerja, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, antara lain:

1. Meningkatkan Kesadaran

Para pekerja harus meningkatkan kesadaran akan hak-hak dan kepentingannya sebagai pekerja. Hal ini dapat dilakukan dengan membaca literatur mengenai hak-hak pekerja atau mengikuti seminar dan diskusi mengenai masalah pekerja.

2 . Mengorganisir Diri

Para pekerja harus mengorganisir diri mereka sendiri dan membentuk serikat pekerja atau asosiasi yang dapat menjadi wadah untuk menyuarakan hak dan kepentingan mereka. Dengan bergabung dalam serikat pekerja, para pekerja dapat memperkuat suara mereka dan lebih mudah dalam melakukan negosiasi dengan pihak perusahaan atau pemerintah.

3. Bersolidaritas

Para pekerja juga harus bersolidaritas satu sama lain untuk memperjuangkan hak dan kepentingannya secara bersama-sama. Solidaritas antar pekerja dapat menguatkan semangat perjuangan dan memperkuat suara mereka dalam negosiasi dengan pihak perusahaan atau pemerintah.

4. Membangun Jaringan

Para pekerja juga dapat membangun jaringan dengan pekerja di luar negara mereka. Dengan membangun jaringan, para pekerja dapat belajar dari pengalaman pekerja di negara lain dan juga dapat memberikan dukungan bagi pekerja di negara lain yang sedang berjuang untuk hak dan kepentingannya.

5. Menjadi Pahlawan di Tempat Kerja

Para pekerja juga dapat menjadi pahlawan di tempat kerja masing-masing dengan memperjuangkan hak dan kepentingannya secara aktif. Hal ini dapat dilakukan dengan menjadi bagian dari komite perusahaan atau dengan berpartisipasi dalam program pelatihan dan pengembangan yang disediakan oleh perusahaan.

Dengan menggelorakan semangat perjuangan bagi kelas pekerja, diharapkan para pekerja dapat terus memperjuangkan hak dan kepentingannya secara aktif. Meskipun Hari Buruh tidak lagi menjadi perayaan yang relevan, semangat perjuangan para pekerja tetap harus dipertahankan dan ditingkatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun