Bagi perusahaan, Hari Buruh justru menjadi beban karena mereka harus membayar upah pekerja yang tidak bekerja. Selain itu, beberapa pekerja justru memanfaatkan Hari Buruh untuk melakukan mogok kerja, yang bisa merugikan perusahaan.
5. Menimbulkan Kebosanan
Perayaan Hari Buruh yang diisi dengan pidato formal dan sambutan dari pejabat pemerintah justru menimbulkan kebosanan bagi para pekerja. Alih-alih merayakan perjuangan pekerja, mereka justru dihadapkan pada acara yang monoton.
6. Memperkuat Perpecahan Kelas
Peringatan Hari Buruh seharusnya menjadi ajang solidaritas dan persatuan antara pekerja. Namun, belakangan ini perayaan Hari Buruh justru menjadi ajang perpecahan kelas. Ada pekerja yang merayakannya dengan merasa bangga sebagai bagian dari kelas pekerja, namun ada juga yang merasa tersingkir dan tidak termasuk dalam kelas pekerja.
7. Tidak Meningkatkan Kualitas Pendidikan
Sekolah-sekolah seringkali memperingati Hari Buruh dengan memberikan tugas yang tidak terlalu berkaitan dengan tema Hari Buruh. Hal ini tidak meningkatkan kualitas pendidikan dan tidak memberikan pemahaman yang memadai kepada para siswa mengenai arti penting dari perjuangan pekerja.
8. Terkesan Menjustifikasi Kebijakan Negatif
Di beberapa negara, Hari Buruh seringkali dijadikan ajang protes terhadap kebijakan negara yang dianggap merugikan pekerja.
Namun, hal ini terkesan sebagai upaya untuk menjustifikasi kebijakan negatif dan tidak konstruktif dalam mencari solusi atas masalah tersebut.
9. Tidak Memperbaiki Kondisi Kerja