Mohon tunggu...
Syahdan Adhyasta
Syahdan Adhyasta Mohon Tunggu... Administrasi - Profil

Hidup ini bagaikan sebuah lautan, dan kitalah nelayan yang sedang mengarunginya.. Sejauh apapun kita melaut, pasti akan ada masa dimana kita harus kembali ke daratan tempat kita berasal.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Papahnya Syam (Part 3 of 4)

12 September 2016   21:46 Diperbarui: 12 September 2016   22:07 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: 2eyes2ears.blogspot.com

Ia yang awalnya berontak, akhirnya menyerah dan kehilangan nafsunya untuk membantaiku.

“ADIK MACAM APA KAMU.”

Aku yang tergeletak di atas lantai, tak berani menatap wajah kakakku itu.

“BIKIN MALU KELUARGA AJA!”

Ia lalu meludahi wajahku.

Aku tidak bisa melawannya. Ya… bukan karena apa. Tapi karena ia adalah kakak yang sangat kuhormati, dan aku tahu bahwa aku adalah orang yang hina yang patut mendapatkan balasan seperti ini.

Aku pun mengerang kesakitan. Merintih dan menangis bagai lelaki yang tidak berdaya. Dadaku penuh sesak dan rasa penyesalah.

“AKU SUDAH MEMBUNUH SYAM MAS.”

Mata kami akhirnya saling bertemu untuk pertama kalinya. Ia begitu garang dan jijik saat melihatku.

“IYA!” bentaknya, seolah ingin melumatku.

.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun