Mohon tunggu...
Syahdan Adhyasta
Syahdan Adhyasta Mohon Tunggu... Administrasi - Profil

Hidup ini bagaikan sebuah lautan, dan kitalah nelayan yang sedang mengarunginya.. Sejauh apapun kita melaut, pasti akan ada masa dimana kita harus kembali ke daratan tempat kita berasal.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ayah di Masa Lalu (Part 2 of 3)

24 April 2016   21:48 Diperbarui: 24 April 2016   22:47 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Part II

Masa Lalu

[caption caption="(Gambar: www.indonesia-heritage.net)"][/caption]Kami menemukannya tergeletak di jalan

Aku mendengar suara orang berbisik-bisik di dekatku, tapi aku tidak tahu itu siapa. Aku pun perlahan membuka mataku.

Di mana ini?

Aku melihat ke sekelilingku, tampak ranjang-ranjang putih berjajar di depanku. Aku mencium bau obat-obatan yang menyengat sekali di ruangan ini. Ini pasti di rumah sakit. Kenapa aku sampai terbaring disini?

Tapi sepertinya ada yang aneh. Penampilan-penampilan orang dan situasi di tempat ini tidak sama dengan yang kuketahui selama ini. Semua terlihat begitu kuno. Pakaian-pakaian yang orang gunakan modelnya nampak sangat jadul, TV  yang ada di atas meja masih cembung dan berwarna hitam putih. Pemandangan seperti ini nampak seperti di era 80-an.

Seorang bapak berseragam cokelat-cokelat mendatangiku perlahan. Sepertinya dia polisi walaupun seragamnya nampak sedikit berbeda dengan seragam polisi yang ku kenal. Sebelum sang bapak berbicara, aku menyadari sesuatu yang ganjil. Sontak saja aku berteriak..

“KENAPA INI!”

“KENAPA TUBUHKU MENGECIL?”

Bapak polisi yang mendekatiku kemudian memandangku keheranan. Ia kemudian menenangkanku yang sedang syok berat saat mengetahui tubuhku mengecil menjadi anak seumuran 6 tahunan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun