Tugas P5 memanglah cukup menyusahkan aku dan teman-temanku, P5 mengambil cukup banyak waktuku untuk belajar dan bersantai. Jadi, teman-temanku dan aku harus melalui waktu yang panjang ini. Pada 20 Oktober 2023, pagi hari di kelas. Aku, Alex sedang bersantai dengan Filli dan teman-temanku pada pelajaran P5.
    "Eh Fill, menurutmu mengko P5 ne ngapain ta?" tanyaku kepada Filli.
    Yang kemudian dijawab dengan,"Yo ra reti, paling disuruh bangun rumah...wkwkwk, Pak Marcus yo belum ngasih tahu to". Dan tiba-tiba Pak Marcus memasuki kelas yang membuat kami kembali ke tempat duduk masing-masing dengan kaget.
    "Oke, selamat pagi menjelang siang anak-anak" seru Pak Marcus.
    "Pagi Pak," jawab semua murid.
    "Baik, langsung ke intinya saja. Hari ini saya membawa kabar untuk projek P5 kita berikutnya, dan ini proyeknya cukup besar, jadi kalian akan melakukan projek ini bersama dengan kelas lain, "kata Pak Marcus.
    "Projek? Sama kelas lain? Maksudnya gimana tuh Pak?" tanyaku kepada Pak Marcus.
    "Jadi, kalian akan menampilkan sebuah pentas seni di depan orang orang pada puncak lustrum, Januari tahun depan. Jadi tiap kelas itu menampilkan pentas yang berbeda-beda, dan kalian, kelas A akan menampilkan seni dari daerah... Hayo dari mana?" ucap Pak Marcus.
    "Dari India pak!" jawab Valentino yang membuat sekelas tertawa.
    "Bukan Valen, jadi... Kalian akan menampilkan seni dari Sumatera, dan ide tentang seni yang ditampilkan  akan ditentukan oleh kalian sendiri. Jadi, mari kita tentukan siapa ketuanya dan wakil untuk rencana pentas ini," ujar Pak Marcus.
    Tiba tiba Ryy bertanya,"pak, gimana kalau saya sama Maureen saja yang jadi ketua dan wakil? ".
    Pak Marcus pun menjawab, "ya tergantung teman temannya, pada mau nggak?".
    Ryy pun bertanya kepada temen-temen," Gimana nih, pada mau nggak?? " Seluruh kelas pun setuju atas ajuan dari Ryy.
    "Baiklah, Ryy dan Maureen akan menjadi ketua dan wakil untuk rencana pentas ini. Jadi, silahkan kalian berdua maju dan mulai berdiskusi dengan  teman-temanmu.".
    Beberapa saat kemudian setelah berdiskusi dengan teman-teman sekelasku, Pak Marcus juga menyampaikan bahwa nanti akan ada maskot untuk setiap kelas yang nanti akan digabung untuk mengunjungi setiap daerah.
   Kami pun menentukan maskot dari kelas kami, yang dimana ternyata teman-temanku memilihku untuk menjadi maskot. Walaupun agak terkejut dengan permintaan dari teman temanku, tapi aku tetap bersedia untuk menjadi maskot dari kelasku. Kemudian kamipun menentukan apa yang akan kami tampilkan, yaitu berupa drama musical.
    Maureen dan Ryy pun mulai menentukan siapa saja yang akan berperan. "Eh, Valen sama Bintang mau jadi penari nggak??" tanya Ryy kepada Valentino dan Bintang.
    Valen pun menjawab," Nari? Ogah men aku nari, mending jadi Perkap.".
    Yang kemudian dijawab oleh Bintang " Len, ayolah, lumayan kita nari bareng... Sekalian pamer kegantengan gitu, yekan??". Setelah Bintang berusaha meyakinkan Valentino untuk ikut menari akhirnya dia pun menerimanya.
    Kemudian Ryy berkata, "Okey, thank you Bin...kalau begitu kita tentukan pengatur tempatnya dulu, Siapa ya?".
    Tiba tiba Aureli mengangkat tangannya sambil berkata " Aku, aku, aku mau... dulu aku SMP biasanya yang ngatur kayak gitu.".
    Yang kemudian dijawab Valentino " Halah, Hooh po?".
    Yang kemudian dipotong Maureen, "Udah-udah, berarti ini yang ngatur Aureli ya guys."kemudian kami pun keluar dan mulai mengatur dan latihan sedikit.
    Tiga minggu telah berlalu, kami telah latihan dengan susah payah. Walaupun capek, kami tetap latihan. Pada siang hari di sekolah pada waktu latihan, baru 30 menitan kami latihan tiba-tiba Valentino dan beberapa temannya menghilang dari tempat latihan.
    "Eh, kowe reti Valen karo sing liyane pada nengdi ora?" tanyaku kepada Aureli.
    "Weh, ilang meneh po?" tanya Aureli.
    "Koyok e hooh deh," jawabku.
    Aureli pun menjawab, "halah... Valen ki yo raiso meneng wae ning tempat e. Yowes, ayo nggoleki bareng." Aku dan Aureli pun mulai mencari Valentino dan yang lainnya, setelah beberapa waktu kami pun menemukan Valentino dan beberapa temannya sedang sembunyi di kantin sekolah.
    "Wooooo... Di sini to, kalian ni ya ngapain kabur kaburan?", Tanya Aureli agak marah kepada Valentino dan yang lainnya.
    "Males aku ikut latihan, kita tuh capek..." jawab Valentino.
    "Belum juga sejam len, ayo balik.". Setelah balik membawa Valentino dan yang lainnya.
Maureen datang mendatangi kami dan bertanya. "Eh pada liat Ryy nggak?".
    Kujawab, "Ryy? nggak tahu tu. Tak pikir sama kamu"
    Tiba-tiba Bintang masuk dan ikut berbicara sambal menunjuk kearah aula, "Itu, Ryy lagi ambil rambutan di depan aula.". Dengan sedikit kesal aku dan Maureen mendatangi Ryy yang sedang mengambil rambutan.
    "RYY, kamu ngapain disini. Kan kita lagi latihan.", ucap Mauren sedikit kesal.
    "Sorry, rada laper... jadi ambil rambutan, habis ini juga balik kok."jawab Ryy. Kami pun kembali ke tempat latihan dan kami mulai latihan kembali dari awal, namun Valentino latihannya ngasal. Hal ini membuat Maureen kesal dan menyuruh Valentino untuk melakukannya dengan benar, namun tetap saja Valentino melakukannya sesuai dengan keinginannya.
    Hal ini membuat barisan dan letak pemain jadi kacau sehingga harus diatur ulang oleh Aureli, setelah beberapa waktu kemudian bel pulang pun berbunyi dan kami terpaksa harus berhenti dan kembali ke tempat masing-masing.
    Beberapa minggu kemudian kami pun melaksanakan latihan bersama dengan kelas lain. Kami langsung pergi menuju aula untuk latihan bersama. Beberapa saat kemudian adalah giliran kami untuk menunjukan hasil latihan kami kepada kelas lain, mulai dari penampilan Tarian Saman yang kami latih. Awalnya bagus bagus, tetapi sesuatu terjadi yang membuatnya menjadi kacau. Valentino yang seenaknya sendiri keluar dari barisan tari dan membuatnya menjadi lucu bagi kelas lain.
   Setelah selesai latihan bersama, kami pun berkumpul dikelas untuk membicarakan kejadian tadi. Kelas yang dipenuh dan pintu yang tertutup dengan kesunyian di dalmnya membuat hal ini menjadi cukup intense, ditambah dengan Maureen yang cukup marah. Pak Marcus pun memasuki kelas dan bergabung, sambil duduk Pak Marcus bertanya.
    "Kalian ada apa to? Sampai bisa kacau seperti tadi??"
    Sambil marah Maureen menjawab "Ituloh pak, Valen udah dikasih tahu berkali kali buat kerjasama dengan yang lain tu nggak mau pak!..."
    Dengan kesal Valentino menjawab "LOH!? Kok salahku? Yang lain juga nggak bisa diajak kerja sama,".
    Aureli ikut menjawab "ya yang bikin kacau tu ya kamu, posisimu aja salah jauh dari yang lain.".
    Valentino menyaut kembali "posisinya salah gimana, orang dah bener posisiku.", Valentino membuang muka dengan kesal.
    "Sudah, cukup... nggak usah berdebat terus... Kita itu sama sama capek, udah susah susah latihan berminggu-minggu. Tapi kamu tetep aja suka kabur, sembunyi, kerja sendiri... kalau terus begini, siapa yang untung?? Nggak ada kan? Malahan yang rugi kita semua," kataku kepada Valentino.
    "Kita diskusi dulu, kita keluarkan apa yang ada di hati masing masing sehingga kita bisa ngerti..." Ucap Ryy setelah beberapa detik sunyi. Kami pun mulai mengeluarkan isi hati kami, terutama Valentino, kami pun mulai mencari solusi untuk kekacauan ini. Setelah mencari solusi, Valentino pun mulai merenung apa yang telah dilakukannya.
    "Oke, berarti nanti besok kita latihan bersama lagi...kita akan tunjukan ke orang orang kalau kita itu bisa, kita harus tunjukin kalau kita itu solid..." Ucap Maureen kepada teman temannya. Kami semua pun menganggukkan kepala dan saling menyetujui hal ini.
    Keesokan harinya, saat latihan bersama kembali. Saat tiba penampilan dari kami, kami pun menunjukan perkembangan. Valentino yang awalnya susah diatur belajar dari kesalahannya bahwa dia tidak bisa melakukannya sendiri tanpa yang lainnya. Teman-teman kami dari kelas pun memberikan apresiasi kepada kami.
    Beberapa bulan kemudian setelah kami latihan susah payah, tibalah waktu pementasannya, tepatnya  pada 16 Januari 2024. Teman-teman dari kelas kami telah menampilkan seninya dengan bagus, datanglah waktu kami untuk maju. Walaupun gugup, kami melawan rasa gugup ini dan maju menampilkan drama musical kami.
   Satu persatu pun kami maju dan menampilkannya tanpa ada kacau, kami akhirnya berhasil menampilkannya dengan bagus. 1 jam setelah pentas selesai kami kembali ke kelas dan mulai merayakan hasil kerja keras kami. Filli naik ke atas meja dan bersorak sorak. Kami pun merayakannya dengan makan bersama. Ya begitulah, kalau misalnya Valentino tidak bisa belajar kerja sama, kami tidak akan bisa sampai di sini dengan penampilan yang bagus. Begitulah ceritanya!Â
TERIMAKASIH:)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H