Mohon tunggu...
Alex Japalatu
Alex Japalatu Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis

Suka kopi, musik, film dan jalan-jalan. Senang menulis tentang kebiasaan sehari-hari warga di berbagai pelosok Indonesia yang didatangi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ayub Kogoya, Kader Kesehatan yang Beternak Kelinci

17 Oktober 2022   08:41 Diperbarui: 31 Oktober 2022   20:07 867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ayub berpose dengan istri dan anak (Lex) 

Kader Posyandu

Ayub adalah kader Posyandu Kampung Elaboge. Kampung ini berada di bawah Puskesmas Silokarno Doga. Jarak ke Puskesmas tidak terlampau jauh. Hanya sejam berjalan kaki ke arah bawah. 

"Saya kader Posyandu sejak pertama tinggal di sini pada tahun 2006. Terus WVI datang kasih kelinci untuk dikembangkan. Kemudian tahun 2011 saya jadi kader PMBA (Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak)," jelas Ayub.

WVI memang membagikan bibit kelinci yang dikelola berkelompok. Ayub dan kelompoknya diberi 20 ekor induk kelinci kala itu. Tetapi, kata Ayub, yang hidup hanya 17 ekor induk. Empat bulan kemudian telah bertambah menjadi 30 ekor.

Pemberian bibit kelinci oleh WVI ini untuk dibudidayakan oleh masyarakat dengan sistem bergulir. Bibit yang sudah berkembang-biak akan dibagikan lagi terutama kepada para ibu yang mempunyai balita untuk dikembangbiakan dalam keluarga. Jika sudah berkembang, dipakai untuk memenuhi gizi keluarga.

"Satu induk bisa punya anak sampai 9 ekor. Asal diberi rumput yang bagus, pasti cepat sekali beranak dan banyak," kata Ayub.

Kandang kelinci dibuat berderet sepanjang 15 meter. Atapnya seng. Seperti rumah panggung. Jarak dari tanah ke atas sekitar satu meter agar kelinci aman dari binatang pemangsa. Setiap kotak berukuran 30x50 cm berisi satu atau dua ekor kelinci.

"Yang harus dijaga adalah pencuri dan tikus," kata Ayub sambil tertawa. Ayub pernah kehilangan puluhan ekor kelinci karena dicuri orang.

Setelah berkembang biak, Ayub mulai menggulirkan anak kelinci kepada anggota kelompok serta jemaatnya. Masing-masing ia beri 5 ekor.

"Saya minta mereka untuk pelihara dengan baik. Anak pertamanya jangan dipotong dulu. Kalau sudah beranak dua kali, sudah boleh dipotong buat tambah gizi keluarga," ujarnya.

Ayub berpose dengan istri dan anak (Lex) 
Ayub berpose dengan istri dan anak (Lex) 

Ayub melakukan hal yang sama. Ia kembangbiakan terlebih dahulu sebelum dipotong untuk menambah gizi keluarganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun