Mohon tunggu...
Aletheia
Aletheia Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar di SMP Alam Planet Nufo, Rembang, Jawa Tengah

Pelajar ingusan yang tengah bersengketa dengan kegabutan duniawi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dua Setengah Jam

1 Juni 2022   12:00 Diperbarui: 1 Juni 2022   12:03 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Anak muda itu harus banyak makan ikan,” celetuk Om Anas, sembari menaruh sepotong ikan nila bakar ke piringku. Senyum kembali merekah di bibirku yang memerah karena pedasnya sambal. Berlanjut, hingga hidangan tandas tak bersisa.

***

            “Om, saya duluan ya?” tukasku meminta izin, hendak menyalami tangannya kembali.

            “Hehehe. Sukses selalu ya, Raka,” doa Om Anas yang langsung kuaminkan segera. Tangannya kembali menepuk bahuku hangat, hanya sekarang ia tampak sedikit merunduk, sehingga terasa geli kala janggut tajamnya menyentuh permukaan tengkukku. Lalu, aku dan Ayah keluar dari ruangan “ajaib” ini.

            Tak terasa, matahari kian merayap menuju ufuk barat. Bahkan azan zuhur usai berkumandang. Avanza kelabu tua ini baru saja keluar dari kawasan lapas. Senyum tak henti-henti terukir dalam bibirku. Entah kapan redanya, tapi tak mengapa. Suatu kehormatan yang luar biasa, bisa ngopi dan makan, sembari mendengar gagasan keren mereka.

            “Seru juga ya, Yah,” celetukku iseng, dengan senyum yang masih terpampang.

            “Nah. Itu lah manfaatnya berbincang bersama orang pintar, Bang. Tidak terasa, waktu kita sudah tandas banyak di lapas kan?” tanya Ayah retoris, aku termanggut cepat tanda setuju.

            “Lain kali, jikalau Ayah memiliki kesempatan untuk bertemu orang-orang hebat, akan Ayah ajak Abang,” ucap Ayah kepadaku yakin. Semangat mengangkara, memenuhi relung hati. Siap untuk tantangan selanjutnya.

            Terima kasih, Om Anas Urbaningrum, atas kehangatan bersikap, bertutur, petuah, dan sekilas doa yang kau siratkan untukku.

            Terima kasih, Lapas Kelas 1 Sukamiskin, engkau bak sekolah super kilat bagiku, 2,5 jam laksana sepenggal menit dengan ilmu visioner mereka yang hebat. Wallahualam bi ashawwab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun